RAKYATKU.COM, PANGKEP - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar program pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia (SDPI) di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pelatihan ini dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Shohwatul Is’ad, Ma’rang, Kabupaten Pangkep, yang sukses terlaksana 10 hingga 13 Juli 2023 lalu.
Menparekraf, Sandiaga Salahudin Uno, mengatakan program merupakan langkah strategis untuk memberdayakan ekonomi umat melalui pesantren dengan memanfaatkan jumlah santri yang sangat besar di Indonesia.
"Santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten kreatif, serta produk bermutu yang bernilai islami," ujar Sandiaga.
Menurutnya, ekonomi kreatif (ekraf) adalah perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sejalan dengan itu, program SDPI pun bertujuan menciptakan keterampilan digital dan wirausaha di kalangan santri, membuka peluang lapangan kerja baru, dan memacu pertumbuhan ekraf.
"Kita harapkan program SDPI tahun ini telah membuka jutaan lapangan kerja baru dan ditargetkan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Pelatihan perdana SDPI 2023 di Sulsel yang dipusatkan di Pondok Pesantren Shohwatul Is’ad, Ma’rang, Pangkep. merupakan hasil kolaborasi antara Kemenparekraf dan 10 ponpes terkemuka di Sulsel.
Ketua Bidang TIK Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Pangkep, Muhammad Farid Wajdi, mengungkapkan pelatihan ini bertujuan menciptakan skill baru dan lapangan kerja di bidang ekraf.
"Melalui Pelatihan SDPI ini, santri diharapkan dapat mengembangkan keterampilan digital dan wirausaha untuk mencapai kemandirian ekonomi," ujar Farid yang juga Humas dan Penanggung Jawab TIK Ponpes Modern Putri IMMIM Minasatene-Pangkep.
Direktur APTR Kemenparekraf, Iman Santoso, berharap pelatihan ini akan mencetak pelaku ekraf digital dari kalangan santri dan ponpes.
Program SDPI di Sulsel diharapkan tidak hanya menciptakan kemandirian ekonomi bagi santri, tetapi juga membangun jaringan dan kolaborasi antara ponpes dalam mendukung pertumbuhan ekraf di Indonesia.