Rabu, 11 Oktober 2023 13:28

Wamendes PDTT Dukung Program Budi Daya Pisang Sulsel

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Wamendes PDTT), Paiman Raharjo (kanan), bersama Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, di pelataran Inninawa (Lakipadada), rumah jabatan Gubernur Sulsel, Selasa (10/10/2023). (Foto: Pemprov Sulsel)
Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Wamendes PDTT), Paiman Raharjo (kanan), bersama Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, di pelataran Inninawa (Lakipadada), rumah jabatan Gubernur Sulsel, Selasa (10/10/2023). (Foto: Pemprov Sulsel)

Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Paiman Raharjo, memberikan dukungan terhadap program budi daya pisang di Sulawesi Selatan (Sulsel). Menurutnya, mengembangkan desa berdasarkan potensi dan kultur lokal merupakan kunci keberhasilan.

 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, menyambut kedatangan Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Wamendes PDTT), Paiman Raharjo, yang berkunjung ke Makassar.

Penyambutan dikemas dalam acara silaturahmi bersama dengan kepala perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan akademisi di pelataran Inninawa (Lakipadada), rumah jabatan Gubernur Sulsel, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

"Malam ini kita kedatangan tamu istimewa, Wamendes PDTT RI. Beliau ini adalah guru saya dan sahabat saya dan beliau tadi sudah memberikan inspirasi banyak kepada kita," kata Bahtiar.

Paiman yang juga Rektor Universitas Moestopo Jakarta dalam sambutannya memberikan arahan bagaimana mengelola desa. Bahtiar menyebutkan hal itu sejalan dengan program prioritasnya satu tahun ke depan. Desa, kata dia, adalah ujung tombak pembangunan, pemerintahan, dan ujung segalanya. Maka desa maju, Provinsi Sulsel maju, Indonesia maju.

"Maka kita harus membuat cara, cara baru yang lebih efektif mengatasi masalah yang Pak Presiden (Joko Widodo) sampaikan soal inflasi dan stunting dan seterusnya. Saya kira desa-desa di Sulsel akan maju dan berkembang jika program-program tadi yang berbasis dengan kultur dan alam dengan sosial budaya kita, baik perikanan, kelautan maupun peternakan. Saya kira itu fokus kita, termasuk kekuatan sumber daya desa yang sudah dialokasikan Presiden Jokowi luar biasa. Ini harus kita manfaatkan peluang ini," ujarnya.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

Adapun Paiman menyatakan membangun dari desa merupakan salah satu program Jokowi dalam Nawacita, yaitu membangun dari pinggiran.

"Bagaimana cara kita meningkatkan atau membangun sebuah desa, tentunya seperti yang disampaikan Pak Gubernur bahwa kita harus berdasarkan potensi dan kultur. Tidak bisa kita membangun sebuah desa yang beda dengan konsep yang di desa yang beda dengan kultur dan potensi yang ada di desa," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Paiman, apa yang telah dimiliki desa dan sudah dikembangkan oleh desa. Itu yang harus dikonsep, misalnya kulturnya pertanian ataupun perikanan, tetapi dipaksa menjadi industri, itu akan sulit akan maju karena kulturnya beda.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

Lanjutnya, membangun desa juga harus mencari sebuah potensi kearifan lokal desa. Dengan adanya kearifan lokal desa, dikembangkan kemudian di-booming-kan, ini akan menjadi nilai ekonomi. Sesuatu yang memiliki nilai ekonomi ketika berkembang di suatu desa, maka desa itu akan bisa menopang ekonomi nasional.

Pemerintah memberikan alokasi dana desa yang setiap tahunnya meningkat. Pada 2022 sebanyak Rp68 triliun, 2023 Rp70 triliun, dan 2024 Rp80 triliun.

Kemendes PDTT, kata dia, bertugas memantau penggunaan dana desa, sedangkan pengelola dana desa langsung dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang tiap tahun memiliki prioritas berbeda.

Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak

"Tahun lalu kita tidak ada untuk prioritas stunting. Tapi tahun ini ada, kemudian ketahanan pangan, kemudian juga untuk masalah sosial untuk bansos (bantuan sosial) dan sebagainya," urainya.

Dengan demikian, lanjutnya, dalam menangani kemiskinan desa tidak bisa dari program pemerintah saja. Namun, bagaimana partisipasi dari masyarakat dan pengusaha dalam rangka untuk menumbuh kembangkan desa.

Misalnya, dalam pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam permodalan sehingga permodalan internal dari masyarakat itu sendiri akan memperkuat perekonomian desa.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Adapun program budi daya Pisang yang digalakkan di Sulsel dinilainya efektif dalam mengatasi persoalan pangan, stunting, dan kemiskinan. Pisang adalah komoditas yang secara kultural dekat dengan masyarakat Sulsel.

"Saya sendiri mendukung kebijakan Pak Gubernur untuk meningkatkan jumlah lahan dalam rangka untuk budi daya pisang. Saya kira ini bagus karena rata-rata di Sulawesi ini pohon pisang itu bisa tumbuh dan berkembang mudah. Oleh karena itu, ini perlu di-booming-kan, bahkan ini menjadi sebuah ikon untuk Pak Gubernur sebagai provinsi pisang. Jadi punya sebutan, itu akan menjadi potensi wilayah ini juga bisa wisata nanti karena pisang," ucapnya.

#Pemprov Sulsel #Bahtiar Baharuddin #Kemendes PDTT