Kamis, 14 September 2023 16:48

Pameran Kebudayaan Orang Asia-Australia Dilaksanakan di Museum Kota Makassar

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Danny Pomanto saat foto bersama pelajar yang berkunjung ke pameran. (Dok Rakyatku)
Danny Pomanto saat foto bersama pelajar yang berkunjung ke pameran. (Dok Rakyatku)

“Saya kira yang pertama, kita ingin melihat kualitas para seniman Australia mentransformasi dalam bentuk karya karya digital seperti ini tentang mimpinya orang aborigin,”

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Museum Kota Makassar menggelar pameran kebudayaan bertajuk Walking Through A Song-Line. Pameran akan berlangsung selama tiga pekan mulai sejak 14 September hingga 5 Oktober.

Pameran yang diibuka secara gratis ini menampilkan sejarah panjang suku Aborigin Australia sejak 60.000 tahun silam.

Pameran ini akan menjelaskan kebudayaan orang Asia-Australia yang disebut Dreaming. Dreaming dimaksud sebagai sejarah panjang selama 60.000 tahun silam. Serta bagaimana sejarah yang diturunkan dalam bentuk lisan, bukan dalam informasi yang tertulis. Sejarah bahkan dijelaskan dalam pidato, lagu maupun tari oleh orang-orang dulu.

Baca Juga : Calon Wakil Gubernur Sulsel, Azhar Arsyad Berikan Masukan ke KPU untuk Debat Kedua

Dreaming menjadi kumpulan semua informasi yang diperlukan untuk hidup bagi masyarakat asli Australia yakni gurun dan daerah gunung yang disampaikan nenek moyang kepada anak-anak lewat song-lines.

Konsulat Jenderal (Konjen) Australia, Todd Dias menyebutkan, pemilihan Kota Makassar sebagai tempat pameran karena Makassar mempunyai hubungan historis selama berabad abad dengan penduduk asli Australia, khususnya di bagian utara negara kangguru tersebut.

“Karena ada hubungan yang historis sangat erat selama beberapa abad antara khususnya makassar dan orang penduduk asli Australia khususnya di sebelah Utara Australia dan kita semua harus merayakan itu dan hubungan itu,” kata Todd Dias pada Kamis (14/8/2023).

Baca Juga : Pasca Debat, Cawagub 01 Sulsel Akan Kampanye Terbatas di Pangkep

Ia menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Kota Makassar yang memberi ruang agar sejarah penduduk Australia bisa dikenal oleh masyarakat Makassar.

“Harapan saya ada pameran internasional seperti ini setiap hari di Makassar supaya orang lokal (Makassar) bisa datang kesini untuk menonton ya,” tambahnya.

Sementara itu, Walikota Makassar Danny Pomanto mendukung pameran ini selain melihat kualitas seniman Australia dalam mentransformasikan karya dalam bentuk digital.

Baca Juga : Danny Pomanto Resmikan Posko Pemenangan DIA di Kabupaten Wajo

“Saya kira yang pertama, kita ingin melihat kualitas para seniman Australia mentransformasi dalam bentuk karya karya digital seperti ini tentang mimpinya orang aborigin,” katanya.

Danny menjelaskan bagaimana pameran sejarah memperlihatkan latar belakang nenek moyang yang begitu kesusahan hidup di daerah gurun melalui garis grafik yang di tampilkan.

“Tadi kalau kita lihat bagaimana antara sperma dan induk telur itu menjadi latar belakang awal kemudian dilihat bagaimana kesusahan orang yang hidup di gurun ya dengan disampaikan lewat garis-garis grafik yang keras. keras itu karena gurun kan keras, kemudian datang hujan, kemudian bunga-bunga makin bertumbuh itulah mimpi, mimpi tadi 60.000 tahun,” sebutnya.

Baca Juga : Debat Pilgub Sulsel Akan Dilaksanakan 2 Kali di Makassar

 

#danny pomanto #pemkot makassar