Rabu, 07 Juni 2023 09:05

Pemkab Luwu Utara Bakal Gelar Simulasi Desa Tangguh Bencana Antisipasi Banjir Bandang

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Simulasi Destana di Command Center, Selasa (6/6/2023).
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Simulasi Destana di Command Center, Selasa (6/6/2023).

Pemkab Luwu Utara akan mengadakan Simulasi Desa Tangguh Bencana di Desa Maipi sebagai upaya antisipasi banjir bandang. Berdasarkan hasil pengkajian bahwa faktor alam sangat dominan dalam kejadian banjir bandang 2020 dan kejadian serupa bisa terjadi kembali.

RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara (Lutra) bakal menggelar Simulasi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang dipusatkan di Desa Maipi, Kecamatan Masamba.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyebut simulasi sangat penting agar ketika terjadi bencana masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan, khususnya saat banjir bandang.

"Yang melatarbelakangi secara umum adalah dari hasil pengkajian bahwa faktor alam sangat dominan dalam kejadian banjir bandang 2020 lalu. Kajian ini dilakukan Universitas Hasanuddin (Unhas) di mana dipredikasi bahwa kejadian serupa bisa saja terjadi kembali," kata Indah mengawali arahannya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Simulasi Destana di Command Center, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga : Bupati Luwu Utara Apresiasi Kamp Pemuda PPGT Klasis Sangbualambe'

Rakor diikuti Kepala Pelaksana BPBD, Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris Dinas Sosial, Camat Masamba, Basarnas, Tagana, PSC 119, PMI, serta perwakilan masyarakat Desa Maipi.

"Karena alam tidak bisa kita lawan dan bencana adalah suatu keniscayaan, maka yang bisa kita lakukan adalah melakukan upaya mitigasi, salah satunya peningkatan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi secara terus menerus terkait potensi bencana," terangnya.

Indah menyebutkan, risiko bencana akan tinggi jika pemahaman dan kapasitas masyarakat rendah. "Untuk itu risiko bencana dapat kita turunkan jika masyarakat paham kemudian mengetahui jenis ancaman di wilayahnya serta memiliki pemahaman yang baik. Baik itu secara pribadi, keluarga, dan masyarakat atau dalam kelompok. Sebab, ketika terjadi bencana target kita adalah zero victim atau tidak ada korban jiwa," tegas bupati yang karib disapa IDP ini.

Baca Juga : Bupati Lutra: Bendungan Rongkong Jadi Kebutuhan Prioritas Mendesak

Terkait Indeks Risiko Bencana Luwu Utara, pada 2022 turun ke peringkat sembilan dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Dari yang sebelumnya kita di 2020 peringkat kelima, 2021 turun lagi di peringkat enam dari daerah yang dianggap rawan bencana. Itu artinya kapasitas daerah kita terus membaik karena dukungan regulasi dan kebijakan penganggaran. Tapi, PR kita adalah Indeks Kapasitas Masyarakat (IKM)," ucapnya.

"Intinya kalau orang sering latihan pasti berbeda dengan orang yang jarang latihan. Simulasi ini tidak bisa dilakukan sendiri, sukses simulasi tergantung dari unit kerja terkait. Dengan SDM yang kita miliki, saya minta dukungan untuk memperkuat edukasi, literasi, untuk membangun kultur warga. Agar terbentuk masyarakat yang tangguh bencana baik sebagai pribadi, keluarga, dan dalam kelompok," pintanya.

#pemkab luwu utara #Indah Putri Indriani #Banjir Bandang #Simulasi Bencana