Kamis, 30 Maret 2023 11:31

Presiden Jokowi Bersama Mentan SYL Panen Raya di Maros, Puas Produktivitas Tinggi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (30/3/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (30/3/2023).

Presiden Jokowi bersama Mentan SYL meninjau panen raya padi di Maros, Sulsel, untuk memastikan ketersediaan pangan selama Ramadan dan Lebaran Idulfitri. Panen raya ini mengalami surplus hingga 2 juta ton dengan rata-rata produktivitas 6 ton per hektare.

 

RAKYATKU.COM, MAROS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (30/3/2023).

Tinjauan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam memastikan ketersediaan pangan selama Ramadan dan Lebaran Idulfitri 1444 H/2023 M dalam posisi aman.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Di lokasi, Presiden Jokowi juga berdialog langsung dengan para petani terkait produktivitas dan musim tanam. Diketahui, panen raya Sulsel mengalami surplus hingga 2 juta ton dengan rata-rata produktivitas 6 ton per hektare. Dengan demikian, kebutuhan beras di sana dalam kondisi cukup hingga Lebaran nanti.

"Saya datang ke Kabupaten Maros untuk memastikan bahwa sebagai lumbung beras Sulawesi Selatan, sekarang ini kita lihat Maros sudah mulai panen raya dan kita harapkan nanti hasilnya yang surplus itu bisa dibawa ke provinsi yang lain yang membutuhkan," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengaku puas karena panen raya di Maros terbilang tinggi meskipun beberapa waktu lalu sempat terkena banjir yang menyebabkan produktivitas turun di angka 5,5 ton per hektare. Namun, hal itu masih bisa ditingkatkan pada musim tanam berikutnya mengingat bibit yang digunakan merupakan bibit hibrida Inpari 32.

Baca Juga : Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

"Ini kenapa 5,5 ton per hektare karena di sana terkena banjir dua kali sehingga agak menurunkan, tetapi 5,5 ton juga sudah hasil yang baik. Tetapi, sekali lagi yang paling penting panen raya di Sulawesi Selatan ini betul-betul nanti bisa mendatangkan surplus yang banyak sehingga bisa dibawa ke provinsi yang lain," katanya.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), memastikan pihaknya siap melaksanakan arahan Presiden Jokowi dalam meningkatkan produktivitas. Terutama dalam memitigasi cuaca agar tidak terjadi banjir yang menyebabkan turunnya produksi. Termasuk dalam melakukan pendampingan, akses pembiayaan dan intervensi teknologi mekanisasi.

"Saya katakan disini harus kita support dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR," tuturnya.

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Panen padi di Sulsel pada Maret 2023 ini mencapai 139.622 hektare dengan prakiraan produksi 692.911 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 399.085 ton beras. Sementara, untuk perkiraan panen padi April mendatang mencapai 174.609 hektare dengan prakiraan produksi mencapai 869.113 ton GKG atau setara 500.839 ton beras. Adapun untuk Mei perkiraannya mencapai 85.576 hektare dengan produksi mencapai 422.188 ton GKG atau setara 243.481 ton beras.

Secara umum, gambaran padi Sulsel memiliki luas baku sawah seluas 654.818 hektare dengan luas panen mencapai 1.038.084 hektare dan produksi padi mencapai 5.360.169 ton GKG atau setara 3.075.860 ton Beras.

Mentan SYL menambahkan, secara nasional ketersediaan beras saat ini dalam kondisi aman. Panen raya petani di sejumlah daerah telah menguatkan pasokan dan cadangan beras Indonesia dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran. Karena itu, dia berharap kolaborasi dan sinergitas dengan Bulog dapat diperkuat untuk melakukan penyerapan.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

"Tentu saja pertanian itu tidak bisa sendiri, siapapun akan membutuhkan kerjasama lintas kementerian dengan Menteri BUMN semua pihak Bulog dan lain-lain," jelasnya.

#Joko Widodo #Syahrul Yasin Limpo #Kementerian Pertanian