Sabtu, 11 Maret 2023 15:15

Di Ngawi, Presiden Jokowi Didampingi Mentan SYL Panen Raya Padi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Panen raya padi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023), rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektare secara serentak.
Panen raya padi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023), rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektare secara serentak.

Presiden Jokowi dan Mentan SYL panen raya padi di Ngawi, Jawa Timur, dalam rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektare secara serentak. Panen raya serentak ini dilakukan di 18 provinsi dan 91 kabupaten untuk mengawal produksi padi melimpah pada puncak panen raya Maret - April 2023.

 

RAKYATKU.COM, NGAWI - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), didampingi Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), melakukan panen raya padi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (11/3/2023), melanjutkan rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektare secara serentak.

Sebelumnya, Kamis (9/3/2023), panen raya nusantara berlangsung di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah,
serentak di 30 provinsi dan 113 kabupaten. Panen raya serentak kali ini dilakukan di 18 provinsi dan 91 kabupaten untuk mengawal produksi padi melimpah pada puncak panen raya Maret - April 2023.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

"Kemarin di Kebumen dan sekarang panen raya di Ngawi. Saya melihat memang ada perbedaan terutama di produktivitas per hektare. Disini (Ngawi) sudah ada yang mencapai 10 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare, dan yang kemarin di sana (Kebumen) 5 sampai 6 ton per hektare," kata Presiden Jokowi pada panen raya padi di Desa Kartoharjo, Ngawi.

Presiden Jokowi menjelaskan perbedaan produktivitas itu karena tiap daerah memiliki kesuburan berbeda-beda dan memiliki manajemen yang beda-beda mengenai pengairan dan lainnya sehingga ini baik untuk petani. Namun, kata dia, yang paling penting memang harga gabah harus segera ditentukan. Jangan sampai harganya jatuh karena panen raya berlangsung di seluruh wilayah Indonesia.

"Pembelian gabah nantinya oleh Bulog dan nanti jelas harga GKP-nya (gabah kering panen) berapa," terangnya.

Baca Juga : Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

"Dan harapkan kepada petani agar melakukan percepatan tanam. Usai panen harus segera olah lahan untuk tanam lagi. Jangan biarkan jeda terlalu lama karena ini hujannya masih ada, airnya masih ada, agar kersediaan beras kita semakin aman," pintanya.

Sementara itu, Mentan SYL mengatakan panen raya padi nusantara yang kedua oleh Presiden Jokowi ini menyimbolkan panen bersama satu juta hektare. Walaupun, kata dia, data secara keseluruhan menunjukan pada Februari ini seluas 1,20 juta hektare dengan perkiraan produksi 6,39 juta ton GKG, setara beras 3,68 juta ton. Selanjutnya, Maret seluas 1,70 juta hektare dengan produksi 9,14 jt ton GKG setara beras 5,26 juta ton dan April 1,15 juta hektare dengan produksi 6,09 juta ton GKG setara beras 3,51 juta ton.

"Kita berharap panen yang lebih cepat ini kita maksimalkan serentak dilakukan karena kita menghadapi cuaca kemarau panjang. Walaupun ternyata saat panen ini, hujan masih ada sehingga anomali cuaca ini harus kita perhitungkan," ujarnya.

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Mentan SYL pun menegaskan pihaknya siap merealisasiakan dengan cepat perintah Presiden Jokowi untuk dilakukan percepatan tanam padi setelah panen raya bersinergi dengan para kepala daerah. Dari total lahan sawah 7,4 juta hektare, ditargetkan dilakukan percepatan tanam seluas 1 sampai 10 juta hektare.

"Lahan sawah kita sebenarnya 7,4 juta hektare, tapi luas tanam lebih dari itu agar dilakukan percepatan tanam. Jangan dikasih jeda terlalu lama karena air masih ada. Kami bersama Gubernur dan Bupati akan serempak melakukan langkah itu," tuturnya.

Mentan SYL menyebutkan produksi padi di Ngawi jauh lebih tinggi, yakni mencapai 8 ton per hektare dibanding daerah lainnya hanya 6 ton per hektare. Padahal, lahan di Ngawi bukan sawah irigasi, tetapi menggunakan pompa air dengan perlakuan cukup baik oleh petani.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

"Oleh karena itu, perintah Bapak Presiden untuk perbanyak dryer, power thresher. Bahkan, karena harga gabah lebih tinggi menggunakan combine dibanding sabit, maka perbanyak combine dan kami siap sampai 1.000 unit menggunakan dana KUR (Kredit Usaha Rakyat). Bahkan penggilingan padi harus dibina dengan baik dan menggunakan KUR untuk meningkatkan kelasnya agar kualitas beras yang dihasilkan juga bagus," ucapnya.

Luas panen pada Maret 2023 di Ngawi 32.676 hektare dari luas panen Jawa Timur 375.403 hektare. Harga gabah saat ini di Ngawi untuk panen secara manual Rp4.700 sampai 4.900/kilogram, sedangkan yang menggunakan combine harvester Rp5.000 sampai Rp5.500/kilogram.

#Joko Widodo #Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo