SUMBAWA -- Anies Rasyid Baswedan mendapat undangan dari Prof KH Din Syamsuddin. Bakal calon presiden itu diajak bermalam di Pondok Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela Sumbawa, pada Selasa (31/1).
Ponpes itu adalah milik Prof KH Din Syamsuddin yang berada di Jalan Lintas Sumbawa-Lunyuk.
Kedatangan Anies diterima langsung Prof KH Din Syamsuddin, yang juga dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah. Pertemuan ini dikemas dalam Silaturahmi Kebangsaan.
Baca Juga : Pengamat: Pasangan Prabowo-Gibran Rawan Tersandera Kelompok Oligarki
Sontak kehadiran Anies mendapat antusias luar biasa dari Civitas Akademik Ponpes Dea Malela. Pada kesempatan itu juga hadir sederet pimpinan organisasi Islam dan para tokoh ulama.
Selama bermalam di Ponpes Dea Malela Anies tampak sangat dekat dengan para santri dan tenaga pengajar. Sesekali Anies terlihat menyapa dan berdiskusi menanyakan cita-cita para santri ke depan.
Anies berkesempatan mengisi forum diskusi bersama para santri yang berasal dari berbagai negara menggunakan bahasa Inggris.
Baca Juga : Pakar HTN: Pilpres Satu Putaran Sulit Terwujud
“Kita ucapkan selamat datang kepada segenap tamu kehormatan, baik pemuka organisasi-organisasi Islam tingkat pusat dan tentu tamu kehormatan kita ayahanda Dr. Anies Rasyid Baswesan,” kata Prof KH Din Syamsuddin dilansir dari Nasdem.id.
Pada kesempatan itu Anies mendorong para santri agar dapat menjadi warga negara dunia tak hanya menjadi warga negara Indonesia. Dia juga mengapresiasi kiprah Ponpes Dea Malela yang begitu terjaga mengawal masa depan anak-anak Indonesia agar dapat menjadi agen perubahan di masa mendatang.
Menurut Anies, anak muda akan merasa sangat rugi apabila tidak dapat memanfaatkan waktu mudanya sebaik mungkin. Anies juga membagikan sejumlah buku kepada para santri terpilih yang memberikan pertanyaan kepadanya.
Baca Juga : Strategi Ganjar-Mahfud Cegah "akal-akalan" di TPS
Pagi harinya Anies didaulat menjadi Pembina Upacara Kepanduan Hizbul Wathan bersama para santri Dea Malela.
Di tengah suasana dingin berkabut Anies menyampaikan amanahnya bahwa proses menimba ilmu memang kerap menemui rintangan dan waktu panjang namun dia pun meneguhkan semangat para santri agar dapat menjalani hari demi hari menatap masa depan sebagai insan yang berharga.