RAKYATKU.COM -- Tujuh bulan bertugas di Luwu Utara sepuluh tenaga pendamping gizi desa berhasil menekan angka stunting di sepuluh desa lokus stunting.
Hal itu disampaikan saat penarikan saat Penarikan tenaga pendamping gizi desa program Aksi Stop Stunting
gerakan masyarakat mencegah stunting di Kabupaten Luwu Utara. Program ini adalah inisiasi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Kesehatan.
Baca Juga : Hadiri Peringatan Harganas, Sekda Sulsel Jufri Rahman Ajak Kolaborasi Atasi Stunting
Sedikitnya ada sepuluh tenaga pendamping yang dikirim Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ke Luwu Utara yang di sebar di 10 desa lokus stunting di empat kecamatan, diantaranya Kecamatan Sabbang Selatan, Malangke Barat, Masamba dan Kecamatan Rongkong.
"Cukup banyak dampak positif dari program ini, yang paling penting bagaimana tindak lanjutnya di desa, karena paling tidak sudah ada ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh para pendamping ini," kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam sambutannya saat penarikan tenaga pendamping gizi desa di Kantor Bupati Luwu Utara. Sabtu (10/12/2022)
Dalam kegiatan itu, Indah juga menyampaikan peran pemerintah desa, ibu PKK, Dasawisma sangat penting dalam hal penanganan stunting.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
"Karena yang paling dekat dengan masyarakat tukan mereka. PKK, dasa wisma juga harus aktif di wilayah masig masing untuk memberikan edukasi kepada msyarakat. Saya senang mendapat laporan ada desa yang ibu PKK nya juga turun mendampingi tenaga pendamping gizi desa ke rumah rumah," tutur ibu dua anak itu.
"Kita harap pemerintah desa, PKK Desa ini benar benar mengenali dan mengetahui kondisi sosial, ekenomi dan kesehatan masyarakatnya. Harus tahu berapa ibu hamil, berapa balita, remaja putri. Masalah stunting hulunya bukan hanyabdi ibu hamil saja, tapi juga remaja putri, karena mereka benar benar harus siap. Jika gizi remaja putri tidak diperbaiki, maka di masa yang akan datang akan menambah calon ibu yang beresiko," sambung bupati perempuan pertama di Sulsel itu.
Indah berharap, program Aksi Stop stunting dari dinas kesehatan Sulawesi Selatan ini kedepan bisa terus berlanjut dengan mengirimkan tenaga tenaga pendamping di desa desa yang juga menjadi lokus desa stunting.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan
" Yang kita harapkan bagaimana program ini terus bekesinambungan, melihat hasil yang dicapai dari program ini sangat memberi dampak positif dalah penurunan angka stunting di Luwu Utara," tutup Indah.
Sekedar diketahui selama tujuh bulan melakukan pendampingan di 10 desa lokus, tenaga pendamping gizi desa bisa menurunkan prevalensi stunting sekitar 7,8 persen. (*)