RAKYATKU.COM, JAKARTA-- Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) keempat pada tahun 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan indeks literasi keuangan tahun 2022, meningkat menjadi sebesar 49,68 persen (dari level 38,03 persen di tahun 2019) dan indeks inklusi keuangan naik menjadi sebesar 85,10 persen (dari level 76,19 persen di tahun 2019).
” Dengan demikian, gap tingkat literasi dan inklusi keuangan menurun dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022,” jelas Ketua DK OJK, Mahedra Siregar, 2 November 2022.
Sementara SNLIK itu mengukur tingkat efektifitas program literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan OJK. Seperti, edukasi keuangan yang dilakukan secara massif baik secara online melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial, serta offline dengan melakukan kolobarasi dengan dengan lembaga pemerintahan seperti kementerian dan lembaga terkait.
OJK juga terus mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di daerah melalui optimalisasi 458 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang tersebar di 34 provinsi dan 424 kabupaten/kota. Edukasi dan inklusi keuangan syariah juga akan menjadi program prioritas OJK.
“Salah satunya melalui peringatan Hari Santri yang telah dilaksanakan secara serentak di lima Pondok Pesantren dengan melibatkan 5 ribu santri dan dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia,” tambahnya.
Mahendra juga mengungkapkan dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan syari’ah, OJK juga telah meluncurkan modul keuangan syariah tingkat basic dan intermediate yang dapat di akses melalui LMS Edukasi Keuangan.
Selanjutnya, dalam rangka mendorong tingkat pemahaman investor, OJK juga turut berpartisipasi dalam kampanye global World Investor Week (WIW) yang diinisiasi oleh The International Organization of Securities Commissions (IOSCO)