Sabtu, 29 Oktober 2022 23:46

OJK Bersama FKIJK Sulselbar Gelar Bulan Inklusi Keuangan, Taupan Pawe: Saya Senang Parepare Terpilih Jadi Tempat Pelaksana

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
OJK Bersama FKIJK Sulselbar Gelar Bulan Inklusi Keuangan, Taupan Pawe: Saya Senang Parepare Terpilih Jadi Tempat Pelaksana

Peringatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) setiap Oktober bertujuan meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di sulselbar, karena berdasarkan data 2019 masih terjadi ketimpangan literasi dan inklusi keuangan diperkotaan dan perdesaan

RAKYATKU.COM, PAREPARE-- Tahun ini kota Parepare terpilih jadi pusat pelaksanaan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan Sulselbar tahun 2022. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari mulai jumat hingga minggu, 29-30 oktober 2022, yang di adakan di Tonrangan River view Parepare.

Ketua panitia Bulan Inklusi Keuangan 2022, Muhammad Arafat yang juga merupakan pimpinan BNI wilayah VII dalam laporannya mengatakan kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara OJK, pemprov,pemkot parepare, BI sulsel, FKIJK sulselbar, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sulselbar dan DPD REI sulsel.

Adapun selama kegiatan berlangsung akan di rangkaikan dengan kegiatan:

1. Bincang Santai Industri Jasa Keuangan,

2. Seminar Nasional Inklusi Keuangan,

3. Pameran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan layanan IJK,

4. Pameran Properti, dan

5. Bussiness Matching.

6. kegiatan bidaya

7. Lomba fotografi.

" Pada kegiatan kali ini terdapat 128 booth yang dimeriahkan oleh 38 Industri jasa Keuangan se- Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat serta beberapa stakeholder lainnya antara lain pemerintah daerah, anggota DPD REI, dan UMKM binaan," bebernya.

Dalam bulan inklusi keuangan ini dapat membuka Akses keuangan kepada semua lapisan masyarakat, mengkampanyekan budaya menabung diberbagai industri sektor jasa keuangan, memberikan pemahaman dan awareness terhadap produk atau jasa layanan keuangan yang membutuhkan peran masyarakat untuk memajukan perekonomian didaerah.

Walikota Parepare, Taupan Pawe mengungkapkan rasa senang dan bangga karena perayaan bulan inklusi bisa diadakan di Parepare yang turut dihadiri para Komisaris dan pimpinan industri keuangan dan non keuangan, para pemimpin daerah dan jajaran porkopinda Parepare. Kegiatan ini pastinya akan memicu pergerakan uang di kota Parepare.

"Alhamdulillah kota Parepare sekarang bisa menjadi salah satu icon sulawesi selatan, ini merupakan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak termasuk OJK dan Pihak Perbankan, sedikit saya cerita waktu awal menjabat jadi walikota tugas saya sangat berat, banyak utang, aset negara seperti kendaraan dinas semuanya sudah tidak ada bahkan yang paling parah sekolah-sekolah menjadi sengketa, tetapi alhamdulilah semua bisa saya selesaikan hingga kota parepare bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi kebanggaan."

Lebih lanjut Ia memaparkan ingin menjadikan Parepare sebagai kota infustri tanpa cerobong asap, tanpa sumber daya alam ,tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat pada masa pandemi parepare terkontraksi 0,08 persen sekarang tumbuh bertahap 4.8 persen. Terimakasih OJK telah memilih kota Parepare, dalah satu alasannya karena tren pertumbuhan ekonomi di kota Parepare cukup baik.

Terakhir Kepala OJK Regional VI Sulampua, Darwisman, mengatakan semoga kontribusi semua bisa mewujudkan masyarakat sulawesi selatan yang dapat memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang sesuai kebutuhan dan memahami produk layanan keuangan itu sendiri.

" Tahun ini semua negara lagi mencari formulasi yang tepat untuk meminimalis dampak perlambatan ekonomi global, berbagai kebijakan yang di keluarkan termasuk pemerintah Indonesia utamanya setelah covid-19 memegang peranan penting, industri keuangan menjadi media utama dalam transmisi kebijakan pemerintah seperti meluncurkan produk KUR dengan bunga 0 persen, restrukturisasi dan berbagai upaya yang masih terus dilakukan pemerintah khususnya sektor industri keuangan."tuturnya.

Peringatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) setiap Oktober bertujuan meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di sulselbar, karena berdasarkan data 2019 masih terjadi ketimpangan literasi dan inklusi keuangan diperkotaan dan perdesaan. Oleh karena itu kegiatan BiK dilakukan di luarkota provinsi sehingga secara ril meningkatkan literasi dan inklusi tepat sasaran, bisa terlihat perputaran roda perekonomian dan dampak multi player BIK tercapai secara optimal.