Minggu, 09 Oktober 2022 20:19

Empat Fokus Pembahasan Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 di Amerika

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Instagram/@syasinlimpo)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Foto: Instagram/@syasinlimpo)

JFAMM merupakan kegiatan inisiatif kolaborasi negara - negara G20 Jalur Keuangan dan Jalur Sherpa, yang ditujukan untuk membahas perkembangan terkini, mengidentifikasi solusi, dan arah ke depan dalam mengatasi kerawanan pangan global.

RAKYATKU.COM - Para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 secara perdana akan bertemu di Washington DC, Amerika Serikat. Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting (JFAMM) ini diselenggarakan bersamaan dengan rangkaian Pertemuan Tahunan IMF – Bank Dunia 2022 pada 11 Oktober mendatang.

JFAMM merupakan kegiatan inisiatif kolaborasi negara - negara G20 Jalur Keuangan dan Jalur Sherpa, yang ditujukan untuk membahas perkembangan terkini, mengidentifikasi solusi, dan arah ke depan dalam mengatasi kerawanan pangan global.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri, mengatakan hari ini Menteri Pertanian Republik Indonesia bertolak ke Amerika dan diagendakan untuk hadir pada pertemuan JFAMM tersebut.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kuntoro melanjutkan, disana para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian G20 akan bertemu dan membahas empat poin utama, yang pertama adalah membangun upaya anggota G20 untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi.

Kedua, mendukung secara politis untuk pemetaan, penyusunan kerangka acuan, dan tindakan konkrit yang akan diambil mengatasi permasalahan tersebut. Ketiga, menjajaki aksi konkrit untuk mengatasi krisis ketersediaan pupuk dan kerawanan pangan yang mendesak.

“Dan poin terakhir adalah mempertimbangkan koordinasi di bidang keuangan dan pertanian jangka panjang untuk mempercepat implementasi komitmen, membantu mengatasi kesenjangan yang teridentifikasi, serta memperkuat dan menghindari duplikasi dengan inisiatif yang telah berjalan,” rinci Kuntoro.

Baca Juga : Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Keempat poin tersebut, lanjut Kuntoro, diharapkan dapat menghadirkan komitmen bersama negara - negara G20 dan dapat menjadi solusi permasalahan pangan di dunia.

“Seperti yang diungkapkan Bapak Menteri Pertanian, pangan adalah persoalan human rights, tidak boleh ada yang tertinggal, semua harus memiliki akses yang sama terhadap pangan,” jelas Kuntoro.

Terkait krisis pangan global yang mulai terasa di banyak negara, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kerap menekankan bahwa persoalan pangan harus direspon secara cepat melalui semangat kolaborasi.

Baca Juga : Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Pada saat membuka Pertemuan Tingkat Menteri Pertanian (Agriculture Ministers Meeting/AMM) Negara G20 beberapa waktu lalu di Bali, Mentan Syahrul kembali menegaskan bahwa kunci mengatasi krisis pangan global adalah kebersamaan.

“Tidak boleh ada negara yang terlewatkan dan tertinggal, kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan saat ini dan di masa datang,” tegas Syahrul.

Sebagai informasi, Pertemuan JFAMM akan dihadiri secara fisik maupun virtual oleh Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian dari negara-negara anggota G20.

Baca Juga : Irjen Kementan Jebolan KPK Naik Pangkat Bintang Tiga

Selain itu, pertemuan JFAMM juga akan dihadiri oleh perwakilan negara-negara undangan dan organisasi internasional bidang pertanian dan keuangan.

#Kementerian Pertanian #G20