Rabu, 27 Juli 2022 18:54

Latih UMKM dan Petani Nilam, Yayasan Hadji Kalla Gandeng ARC Banda Aceh

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Latih UMKM dan Petani Nilam, Yayasan Hadji Kalla Gandeng ARC Banda Aceh

ARC sendiri telah meneliti dan mengembangkan komoditas nilam selama kurang lebih tujuh tahun terakhir. Nilam merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia ke banyak negara terutama di Benua Eropa.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Yayasan Hadji Kalla (YHK) bekerjasama Atsiri Reasearch Center (ARC) Banda Aceh telah menggelar pelatihan untuk kelompok UMKM dan petani nilam di di Kyriad Haka Hotel selama 25-27 Juli 2022.

Selain materi teoritik, kegiatan ini juga diikuti praktik pembuatan produk turunan nilam, seperti parfum, aroma terapi hingga sabun cair.

Kepala Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala, Dr. Syaifullah Muhammad, mengungkapkan, timnya sangat senang bisa berbagi ilmu kepada para peserta pelatihan. harapannya, akan hadir UMKM baru yang punya ketertarikan terhadap produk-produk baru turunan nilam.

Baca Juga : KALLA Siapkan Dana Hingga Rp40 Miliar Untuk Corporate Social Activities Program Sepanjang Tahun 2024 Melalui Yayasan Hadji Kalla

ARC sendiri telah meneliti dan mengembangkan komoditas nilam selama kurang lebih tujuh tahun terakhir. Nilam merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia ke banyak negara terutama di Benua Eropa.

“Sebenarnya sudah sangat lama proses ekspor ini kita lakukan ke mancanegara, bahkan sudah sejak zaman penjajahan. Dalam beberapa tahun terakhir, kita sudah mulai mengembangkan produk-produk turunan dari nilam, seperti parfum, lotion, medicated oil, dan juga anti-aging dari bahan aktif nilam. ARC pun membina UMKM agar mereka bisa memiliki kemampuan, pengetahuan dan teknologi untuk membuat produk-produk berbasis minyak nilam,” bebernya.

Sulawesi sendiri adalah produsen minyak nilam terbesar di Indonesia yang sebelumnya dimiliki Aceh. Saat ini Sulawesi menjadi pemasok lebih dari 70 persen kebutuhan minyak nilam dunia.

Baca Juga : KALLA Siapkan Dana hingga 40 Milyar untuk Corporate Social Activities Program Sepanjang Tahun 2024

"Sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengambil minyak nilam dari Sulawesi. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa Sulawesi menjadi tempat yang sangat potensial untuk dijadikan pusat pengembangan produk-produk turunan nilam," sebut Dr. Syaifullah.

Pelatihan ini diikuti 15 UMKM serta ada pula petani nilam dan para produsen minyak nilam mentah dari Kabupaten Luwu.

Salah satu hal yang menarik saat pelatihan berlangsung ialah seorang peserta UMKM kain sutra ingin menyematkan aroma kepada produknya dari esensial oil nilam.

Baca Juga : Yayasan Hadji Kalla Dukung Pengembangan Kinerja Tenaga Pendidik

Tujuannya ialah nantinya kain sutra yang diproduksi akan punya aroma khas yang akan terus ada tanpa parfum atau wewangian yang disemprotkan.

“Dalam sejarahnya itu, di awal abad ke-11, adalah abad di mana para pedagang dari India yang membawa sari (kain) khas India itu biasanya mereka celup kainnya ke minyak nilam, maka harganya akan sangat mahal. Nah sekarang ini ada kesempatan untuk kolaboraasi antara UMKM sutra dengan ARC. Kami berjanji untuk melakukan penelitian lagi terkait ide ini sehingga kita bisa kembali melahirkan produk seperti yang pernah ada di masa lalu,” ujarnya.

Dr. Syaifullah berharap YHK bisa menjadi pembina bagi UMKM yang ada di Sulawesi untuk terus belajar dan berkembang utamanya dalam tema penggunaan ekstrak minyak nilam.

Baca Juga : Temu Kader Komunitas Kampung Hijau Energi Sebagai Penguatan Jejaring dan Evaluasi

“Kita juga berharap dalam kurun waktu satu tahun ke depan sudah ada UMKM dari Sulawesi yang mengembangkan produk turunan berbasis minyak nilam dan itu bisa menjadi income generating, akan membuka lapangan kerja sekaligus bisa menurunkan angka kemiskinan karena adanya usaha-usaha baru berbasis UMKM yang baik ini,” jelasnya.

Sementara itu, Officer Program Ekonomi Sosial YHK, Heryanto, berharap hasil dari pelatihan ini bisa diaplikasikan oleh para peserta UMKM dengan baik dan tepat. Para pelaku usaha bisa memilih membangun produk baru berbasis minyak nilam lalu perlahan menjadi bisnis berskala besar yang bisa lebih banyak menggaet tenaga kerja.

"Tentunya dengan produk turunan dari olahan minyak nilam yang punya kualitas tinggi bisa membangkitkan ekonomi pasar lokal hingga nasional. Kita mengundang para petani dari beberapa daerah di Sulawesi untuk mentransfer ilmu ini bukan hanya sampai di kelas pelaku UMKM, namun juga memberikan dampak pada kelompok petani nilam langsung yang menjadi ujung tombak,” tuturnya.

#Yayasan Hadji Kalla