RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Upaya Sarifuddin Dg Ngemba untuk mengetahui penyebab pasti kematian anaknya, Muh Rahul (22) menemui jalan berliku.
Saat anaknya ditemukan meninggal dunia di SD Impres Jongaya, Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada 26 Maret 2022 dini hari, ia langsung mendatangi Polsek Tamalate untuk melaporkan kejadian tersebut.
"Pada saat itu saya hanya diterima di parkiran," kata Sarifuddin.
Baca Juga : Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Perkuat Sinergitas Kamtibmas Unismuh dengan Institusi Kepolisian
Lelaki berusia 49 tahun tersebut menceritakan awal kejadian penemuan mayat anaknya. Ia mengatakan, saat itu ada teman anaknya yang datang menginformasikan bahwa Muh Rahul terkena reruntuhan pagar.
"Ada temannya datang ke rumah sampaikan bahwa anak ku terkena runtuhan," tambahnya.
Sarifuddin dan beberapa keluarganya bergegas menuju TKP. Saat melihat kondisi korban yang mengenaskan, pihaknya merasa kematian anaknya tidak normal.
Baca Juga : Modus Kubur Kucing, Dua Orang Tak Dikenal Ternyata Kuburkan Bayi
"Muka pecah, mata, gigi, patah leher. Kami merasa kematiannya tidak normal. Bahkan tidak ada ceceran darah. Padahal kalau di situ dia tertimpa reruntuhan pasti ada ceceran darah di reruntuhan. Itulah kami melapor ke polisi untuk mencari tahu penyebab kematian anak kami," jelasnya.
Sarifuddin yang setiap hari mencari nafkah dengan berjualan ikan mengatakan kejadian tersebut membuat istrinya shock.
"Sejak kejadian sampai saat ini ibunya masih biasa tiba-tiba menangis kalau mengingat anaknya. Masih shock," jelasnya.
Baca Juga : Wakapolres Wajo Periksa Kondisi Ruangan Tahanan
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Tamalate, Iptu Gunawan Amin membantah pihaknya mengabaikan laporan ayah korban. Ia menyebut Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) nantinya akan diserahkan ke ayah korban.
"Bagaimana tidak ditanggapi, sementara berproses. Sudah jalan pemeriksaan. Sudah ada juga PH nya datang. Nanti akan ada penyampaian SP2HP," kata Iptu Gunawan, Kamis 7/7/2022.
Ia juga mengatakan, ini muncul kembali lantaran saat kejadian ayah korban enggan dilakukan autopsi.
Baca Juga : Mayat Berbaju Hansip Ditemukan di Wajo
"Ini kan bapaknya sendiri dulu yang tidak setuju diautopsi akhirnya seperti ini . Ini baru muncul lagi. Dia yang menolak. Nanti perkembangannya akan disampaikan, yang jelas kemarin sudah datang ayah korban dan penasehat hukumnya. Sementara berproses cuma kan butuh waktu juga," jelasnya.