Selasa, 07 Juni 2022 16:07

Kementan dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel Lakukan MoU antara Petani dan Pengrajin Tempe

Syukur Nutu
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kementan dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel Lakukan MoU antara Petani dan Pengrajin Tempe

"Dalam pengembangan kedelai baru tahun kemarin kami mulai menanam kedelai, Alhamdulilah, dalam satu hekar dapat menghasilan 2 ton/hektar, sudah sangat wajar enrekang menjadi perhatian penuh dari pemerintah provinsi dalam pegembangan kedelai"

RAKYATKU.COM, ENREKANG - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kementrian Pertanian RI melalui Dirjen PPHTP Direktorat Pengelohan dan Pemasaran Hasil Tanaman melaksanakan kegiatan Peluang Usaha Ekspor dan atau Subtitusi Impor Produk Tanaman Pangan melalui penandatanganan MoU antara 45 Kelmpok Tani Petani Kedelai dengan 3 Perwakilan Pengrajin Tempe / Tahu Kabupaten Enrekang. Kegiatan dilaksanakan di Anjungan Sungai Mata Allo pada Selasa, 7/6/2022.

Dalam kegiatan ini turut hadir Sub. Kord. Pemasaran dan Promosi Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, Maretsum Simanullang bersama Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhlis Mori.

Pemda Enrekang diwakili oleh Sekda, DR. H. Baba didampingi Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Enrekang, Addi beserta beberapa Kepala Dinas serta Camat yang tampak hadir

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Muhlis Mori dalam sambutannya menyampaikan Kedelai Menjadi Perhatian Pemerintah karena mayoritas kebutuhan kedelai masih diimpor

“Hal ini menjadi perhatian Pemerintah karena sampai saat ini sekitar 76% dari kebutuhan kedelai kita masih diimpor, produksi secara nasional masih 2 juta ton sedangkan kebutuhan kedelai skala nasional 240 juta ton artinya baru 24% terpenuhi kebutuhannya,” ucapnya.

Lanjut ia menyampaikan dengan adanya MoU antara Petani Kedelai dan pengrajin tempe / tahu artinya ada jaminan pasar dengan ketetapan harga yang kemudian didorong dengan stimulan sarana dan prasarana oleh Kementan RI

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

“Ini adalah salah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan semua komoditas impor ada subtitusi impornya, artinya mengurangi import dengan menutupi import,” tambahnya.

Sejalan dengan hal tersebut Sub. Kord. Pemasaran dan Promosi Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Maretsum Simanullang dalam sambutannya menambahkan dalam 2 tahun terakhir terjadi dinamika dalam harga kebutuhan pangan dengan menjeritnya pengrajin tempe diseluruh indonesia karena melonjaknya harga kedelai.

“Saat ini harga kedelai dan Jagung kejar-kejaran, jadi Pak Menteri Pertanian mengerahkan ada semacam kemitraan yang dibangun kalau dipusat namanya Kopti Pusat sedangkan di daerah namanya koperasi tahu tempe melalui perjanjian untuk menyerap hasil dari petani,” ucapnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Lanjut ia mengatakan dalam 2 tahun ini selain pengrajin tempe/ tahu, petani kedelai juga tertekan karena dihadapkan dengan tempe luar negeri yang jauh dari segi kualitasnya.

“Petani juga lebih tertekan karena dihadapkan tempe luar negeri yang punya kualitas tinggi, akan tetapi dari segi kesehatan kedelai kita masih dapat bersaing karena kedelai kita masih asli sedangkan tempe luar itu GMO ( Organisme termodifikasi secara genetika ) sehingga hal tersebut mejadi tantangan untuk kita bagaimana meningkatkan produktifitas petani,” tegasnya.

Sekretaris Daerah Enrekang H. Baba dalam sambutannya menyampaikan tentang potensi daerahnya dalam pengembangan kedelai yang baru dimulai sejak tahun lalu dengan mengutip penyampaian Sekdis Pertanian yang menyebutkan rata-rata 1 ton/hektar.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

“Dalam pengembangan kedelai baru tahun kemarin kami mulai menanam kedelai, Alhamdulilah, dalam satu hekar dapat menghasilan 2 ton/hektar, sudah sangat wajar enrekang menjadi perhatian penuh dari pemerintah provinsi dalam pegembangan kedelai," sebutnya.

Ia mengatakan sektor pertanian merupakan salah satu unggulan dari kabupaten enrekang hal tersebut dapat dibuktikan melalui dasar makro sosial ekonomi.

“kontribusi sektor pertanian kontribusinya sebesar 38% ini yang tertinggi untuk memberikan kontribusi terhadapa PDRB kita, saya kira wajar kiranya sektor pertanian ini dapat disupport dan digenjot,” ucapnya. (humas)

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

 

#kementan #pemkab enrekang #Syahrul Yasin Limpo