Selasa, 24 Mei 2022 20:23

Menhan AS: Para Pemimpin Barat Setuju Mengirim Senjata yang Lebih Canggih ke Ukraina

Usman Pala
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri pertahanan AS Lloyd Austin saat berbicara dengan pemimpin Barat (foto:Twitter/Lloyd Austin)
Menteri pertahanan AS Lloyd Austin saat berbicara dengan pemimpin Barat (foto:Twitter/Lloyd Austin)

Austin mengatakan hampir 50 pemimpin pertahanan dari seluruh dunia telah setuju untuk mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.

RAKYATKU.COM -- Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin telah mengumumkan bahwa sekitar 20 negara akan mengirim paket bantuan keamanan baru ke Ukraina.

Berbicara kepada wartawan di Pentagon, Austin mengatakan hampir 50 pemimpin pertahanan dari seluruh dunia telah setuju untuk mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.

Secara khusus, dia mengatakan bahwa Denmark telah setuju untuk mengirim peluncur dan rudal Harpoon ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan pantainya.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Austin menolak mengatakan apakah AS akan mengirim peluncur roket seluler berteknologi tinggi ke Ukraina, yang telah dimintanya.

"Kami telah memperoleh pemahaman yang lebih tajam dan sama tentang persyaratan prioritas Ukraina dan situasi di medan perang," kata Austin seperti dilansir dari Sky News, Selasa (24/5/2022)

“Banyak negara menyumbangkan amunisi artileri yang sangat dibutuhkan, sistem pertahanan pantai dan tank serta kendaraan lapis baja lainnya. Yang lain maju dengan komitmen baru untuk pelatihan,” sambungnya.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Austin menambahkan bahwa Republik Ceko baru-baru ini menyumbangkan helikopter serang, tank dan roket, dan bahwa Italia, Yunani, Norwegia dan Polandia kemarin mengumumkan sumbangan baru sistem artileri dan amunisi.

"Sifat pertarungan, seperti yang anda dengar kami gambarkan beberapa kali benar-benar dibentuk oleh artileri dalam fase ini. Dan kami telah melihat baku tembak artileri yang serius selama beberapa minggu terakhir," tutur Austin.

#Amerika Serikat #Ukraina #Rusia