RAKYATKU.COM - Rocky Gerung ikut angkat bicara mengenenai polemik Ustaz Abdul Somad (UAS) yang mendapat penolakan menginjakkan kaki di Singapura. Ia menyebutnya sebagai undangan perang diplomatik.
Pemerintah Singapura memberikan penjelasan mengapa UAS tidak bisa menginjakkan kaki di Singapura karena dinilai sebagai penceramah ekstremis.
Lewat video akun YouTube miliknya, Rocky Gerung Official, yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN), Rocky menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mestinya tersinggung dengan persoalan ini.
Baca Juga : Pj Gubernur Sulsel Dampingi Presiden Jokowi Kunjungan Kerja di Kabupaten Bone
"Ya, bahkan Presiden Jokowi mestinya sudah tersinggung, kenapa warga negara saya di dalam negeri tidak disebut ekstremis Anda sebut ekstremis," ujar Rocky dikutip dari YouTube miliknya, Kamis (19/5/2022).
Menurut Rocky sikap ini perlu dilakukan karena dikhawatirkan nanti warga negara lainnya akan diberi penilaian sesuka hati negara lain, padahal di dalam negeri orang itu tidaklah sebagaimana yang digambarkan.
"Sebab, nanti setiap orang juga bisa didefinisikan di luar negeri, padahal definisi dalam negeri tidak semacam itu, walaupun memang ada hak dari luar negeri menyatakan segala macam alasan," ucap Rocky.
Baca Juga : Danny Pomanto Dianugerahi Satyalencana Wira Karya 2024 oleh Presiden RI Joko Widodo
Rocky juga menyoroti tajam klarifikasi pemerintah Singapura terhadap permasalahan ini. Ia menjelaskan keterangan atau klarifikasi dari pihak Singapura bukan lagi sifatnya diplomatis, tetapi tuduhan serius.
"Keterangan diplomatiknya tidak lagi diplomatis, langsung menuduh bahwa UAS adalah orang yang berbahaya,” kata Rocky.
Imbas dari hal tersebut, dari sisi hubungan diplomatik, Rocky bahkan menyebut terjadi semacam kekacauan karena insiden UAS ini seakan-akan menampilkan data intelijen yang didapat Singapura terkait warga negara Indonesia.
Baca Juga : Pj Gubernur Bahtiar Dipanggil Presiden Jokowi, Paparkan Rencana Pembangunan Sulsel
"Kalau kita lihat secara diplomatik, ini sebenarnya adalah undangan perang diplomatik karena seolah-olah departemen dalam negeri Singapura mengatakan ‘kami punya file, tolong dikoreksi oleh Indonesia. Apa betul Abdul Somad teroris atau ekstremis?" beber Rocky.
Ia juga menilai sikap Singapura yang notabene sebagai negara tetangga adalah penghinaan. "Ini adalah semacam penghinaan, dari kacamata diplomatik ini harus disebut penghinaan, karena Singapura menyodorkan bola panas kepada Indonesia. Kan kita mesti marah sebetulnya," tuturnya. (*)