RAKYATKU.COM, -- Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (3/5/2022) menuduh Israel mendukung Neo-Nazi di Ukraina.
Hal itu meningkatkan perselisihan setelah sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim Adolf Hitler memiliki keturunan Yahudi.
Israel mengatakan pada hari Senin bahwa komentar Lavrov adalah kepalsuan yang "tidak termaafkan" yang mencoba meminimalkan kengerian Holocaust pembantaian 6 juta orang Yahudi Eropa dan kelompok minoritas lainnya oleh Nazi Jerman.
Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Para pemimpin dari beberapa negara Barat mencela Lavrov, yang telah ditanyai bagaimana Rusia dapat mengejar tujuannya untuk "mendenazifikasi" Ukraina ketika Presiden Volodymyr Zelensky sendiri adalah seorang Yahudi.
Zelensky yang negaranya adalah demokrasi parlementer, menuduh Rusia telah melupakan pelajaran dari Perang Dunia Kedua.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komentar Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid adalah "anti-historis" dan menjelaskan secara luas mengapa pemerintah Israel saat ini mendukung rezim neo-Nazi di Kyiv.
Baca Juga : Korban Tewas di Palestina Tembus 14 Ribu Orang, 5.600 Anak-anak
Moskow menegaskan kembali poin Lavrov bahwa asal-usul Yahudi Zelenskiy tidak menghalangi Ukraina dijalankan oleh neo-Nazi.
"Antisemitisme dalam kehidupan sehari-hari dan dalam politik tidak dihentikan dan sebaliknya dipelihara (di Ukraina)," katanya dalam sebuah pernyataan.
Israel telah menyatakan dukungan untuk Ukraina setelah invasi Rusia pada bulan Februari. Namun waspada akan merusak hubungan dengan Rusia, seorang penguasa di negara tetangga Suriah, pada awalnya menghindari kritik langsung terhadap Moskow dan belum memberlakukan sanksi formal terhadap oligarki Rusia.
Baca Juga : Tidak Bertindak atas Kekerasan Israel Terhadap Palestina, FIFA Dikecam
Namun, hubungan semakin tegang, dengan Lapid bulan lalu menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.
"Setelah Kremlin mengklaim bahwa Israel mendukung Nazisme, saya hanya punya satu pertanyaan. Apakah ada negara non-Nazi di seluruh dunia dalam sudut pandang Rusia? Kecuali Suriah, Belarusia, dan Eritrea, tentu saja," cuit penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.
Sumber: Reuters