Mary Wangui, manajer Lamorna, mengatakan briket kotoran manusia lebih ramah lingkungan.
"Kami beralih ke briket ini karena tidak mengeluarkan asap. Ini berbeda dengan arang biasa dan kayu bakar. Asap mempengaruhi kesehatan karyawan kami yang bekerja di kantin. Panas yang dihasilkan briket ini juga lebih tahan lama, sehingga kami lebih hemat dalam bahan bakar," jelasnya.
Baca Juga : Sembunyi di Roda Pesawat Belasan Jam, Luar Biasanya Penumpang Gelap Ini Selamat
Nickson Otieno, CEO Niko Green, sebuah perusahaan konsultan lingkungan ternama di Kenya, juga menyambut kehadiran briket kotoran manusia.
"Briket adalah alternatif yang baik untuk arang dan kayu. Karena terbuat dari limbah, kebutuhan untuk memanfaatkan pohon sebagai bahan bakar juga berkurang. Selain itu, jika dibuat dengan baik, briket dapat melakukan proses pembakaran secara efisien sehingga melepaskan lebih sedikit emisi yang berbahaya," katanya. (*)
Sumber: VOA Indonesia
Baca Juga : Kotoran Manusia Tumpah dari Pesawat Sedang Terbang Guyur Warga Inggris