Kamis, 21 April 2022 13:28

Peneliti BRIN: Idulfitri 1443 H Kemungkinan Jatuh 2 Mei 2022

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Posisi bulan pada 29 Ramadan 1443 atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal sudah di atas 3 derajat, dengan elongasi sekitar 6,4 derajat.

RAKYATKU.COM - Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan 1 Syawal 1443 Hijriah atau Idulfitri kemungkinan besar akan jatuh pada 2 Mei 2022.

"Posisi kriteria berada di area perbatasan. Wilayah Sabang sedikit memenuhi kriteria. Dengan hisab yang dilakukan di Sumatra juga memenuhi kalau menggunakan elongasi geosentrik. Hasil rukyat, pada sidang isbat akan diterima, ini akan seragam pada 2 Mei 1 Syawal," ujar Thomas dikutip Antara, Kamis (21/4/2022).

Thomas mengatakan posisi bulan pada 29 Ramadan 1443 atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal sudah di atas 3 derajat, dengan elongasi sekitar 6,4 derajat.

Baca Juga : Awal Ramadan Muhammadiyah dan NU Bisa Sama, Idulfitri Berpotensi Berbeda

Kriteria MABIMS ini digunakan pemerintah Indonesia dalam menentukan penanggalan baru Hijriah. Selama ini, kriteria hilal awal Hijriah ketinggiannya 2 derajat dengan elongasi 3 derajat dan umur bulan 8 jam. MABIMS bersepakat untuk mengubah kriteria tersebut menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Thomas menjelaskan, dari berbagai pendapat pakar hisab rukyat, kemungkinan besar Idulfitri akan seragam 2 Mei atau berbarengan dengan Muhammadiyah. Adapun data kuat yang mendukung 1 Syawal jatuh pada 2 Mei, secara hisab posisi bulan pada saat Maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatra bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat.

Sementara, posisi bulan saat Magrib di Sabang tingginya 5 derajat lebih dan elongasinya 6,4 derajat. Ada dukungan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) odeh bahwa pada saat Magrib 1 Mei 2022 di sebagian wilayah Indonesia hilal mungkin bisa dirukyat dengan menggunakan alat optik (binokular atau teleskop).

Baca Juga : 1 Syawal Berpotensi Berbeda, Sidang Isbat Bisa Gunakan Yurisprudensi Penetapan Awal Ramadan 35 Tahun Silam

Kriteria visibilitas hilal Odeh menunjukkan di wilayah Sumatra hilal mungkin bisa dirukyat dengan binokular atau teleskop. Apabila ada laporan rukyat hilal terlihat kemungkinan akan diterima karena dianggap telah memenuhi kriteria baru MABIMS.

"Apalagi Lembaga Falakiyah PBNU menggunakan definisi elongasi geosentrik dalam kriterianya. Kalau kesaksian rukyat diterima pada sidang isbat, secara syar’i itu sah,” kata Thomas.

Kendati begitu, masih ada potensi Idulfitri jatuh pada 3 Mei 2022. Potensi perbedaan itu muncul karena Indonesia berada pada batas kriteria imkan rukyat, secara astronomi diperkirakan hilal sangat sulit dilihat. Apalagi pada masa pancaroba saat ini, potensi mendung dan hujan mungkin terjadi di lokasi rukyat. Jadi ada potensi laporan rukyat menyatakan hilal tidak terlihat.

Baca Juga : Perintah Jokowi! Menteri, Panglima TNI, hingga Kapolri Dilarang Gelar Bukber

Apabila itu terjadi, pengamatan rukyat mungkin akan mengusulkan di sidang isbat untuk melakukan istikmal, yaitu menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari. Jika sidang isbat menerimanya, maka Idulfitri mungkin akan jatuh pada 3 Mei 2022. "Ini yang kemungkinan ada diskusi dalam sidang isbat," kata Thomas. (*)

#BRIN #Idulfitri 2022 #MABIMS