RAKYATKU.COM, BREBES - Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, merupakan salah satu sentra produksi bawang merah Indonesia. Kontribusinya terhadap total produksi bawang merah nasional mencapai 30 persen.
Oleh karena itu, bawang merah menjadi andalan, karena selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, juga sudah menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat Brebes.
Produksi bawang merah Brebes pada 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 3,03 juta kuintal dan mengalami peningkatan pada tahun 2020 menjadi 3,8 juta kuintal sementara produksi nasional tahun 2020 sebesar 1,8 juta ton.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Brebes, Yulia Hendrawati, produksi bawang merah pada Maret diperkirakan sebesar 15.840 ton. Angka ini menurutnya bisa lebih karena panen masih berlangsung, ditambah sisa bawang merah dari masa panen sebelumnya.
"Brebes optimis bisa menyuplai kebutuhan bawang merah Jabodetabek menghadapi puasa Ramadhan dan lebaran. Produksi di sini masih tinggi," kata Yulia dalam keterangannya, Kamis (24/3/2022).
Yulia menambahkan bahwa kebutuhan bawang merah tidak mengenal waktu, sementara bawang merah merupakan komoditas musiman. Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan harga bawang merah mengalami fluktuasi.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Ia mengungkapkan harga bawang merah rogol basah di tingkat petani sebelum memasuki masa panen raya adalah Rp18-20 ribu per kilogram, biasanya akan turun saat panen raya menjadi Rp8-10 ribu dan kembali naik setelah panen di harga Rp13-14 ribu.
"Hal yang sama juga untuk bawang kering. Sebelum panen Rp20-23 ribu, saat panen raya Rp11-13 ribu, dan naik kembali setelah panen raya menjadi Rp16-17 ribu per kilogram. Jadi, panen raya itu paling memengaruhi, harga pasti turun. Dan harga di Brebes menjadi acuan di daerah lain," katanya.
Agar petani bawang merah tetap mendapatkan harga yang bagus saat panen dan stok berkesinambungan, Yulia mengharapkan ada pengaturan pola tanam di masing-masing daerah termasuk jalur distribusinya.
Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran
"Pengaturan distribusi dari daerah surplus ke daerah minus sehingga nanti menjadi seimbang. Maksudnya begini, daerah surplus-surplus, ditarik ke beberapa titik kumpul yang besar sehingga pengelolaan dan pengontrolannya lebih mudah dan efisien. Sehingga distribusi lebih mudah, daerah yang surplus, tapi jumlahnya terbatas tidak tercecer," ungkap Yulia.
Sementara itu, Sunarto, petani bawang merah dari Desa Pemaron, Brebes, mengungkapkan bahwa masih ada stok bawang merah panen November dan Desember 2021.
"Ada Stok panen bulan 11 dan 12. Ada yang buat benih untuk tanam bulan ini (Maret), ada juga yang disimpan untuk keperluan konsumsi," kata Sunarto. (*)