Selasa, 15 Maret 2022 08:32

Kisah Keluarga di Ukraina Terpaksa Seret Nenek Mereka dari Serangan Mortir

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dmytro Tkachuk (kanan) bersama saudara perempuan, ibu, nenek, dan tetangganya. (Foto: BBC Indonesia)
Dmytro Tkachuk (kanan) bersama saudara perempuan, ibu, nenek, dan tetangganya. (Foto: BBC Indonesia)

"Kejadian terakhir adalah ketika sebuah tank Rusia ditembaki dari rumah-rumah warga dan gereja terdekat," kata Dmytro Tkachuk. Dia kemudian memutuskan sudah waktunya untuk melarikan diri dari Bucha, sebuah kota kecil di barat laut Kyiv. "Kubah gereja hancur, sangat menakutkan."

Dmytro melarikan diri karena merasa dia dan keluarganya memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan hidup.

Mereka harus menghindari pos pemeriksaan Rusia untuk keluar dari kota dan kemudian setelah mereka mencapai wilayah Irpin, mereka bersembunyi di bawah jembatan kota yang sudah setengah hancur.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Dari Irpin mereka melintasi lapangan secepat mungkin, di bawah tembakan mortir yang konstan.

Mereka sudah diperingatkan berkali-kali bahwa keputusan yang mereka ambil berisiko mematikan. Serpihan bom terbang melewati mereka. Mereka juga melihat rumah-rumah dan sebuah jembatan diserang saat mereka lewat.

"Seluruh hidup saya berlalu begitu saja. Saya berdoa kepada Tuhan agar bisa tetap bertahan hidup," kata Dmytro.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Serangan terbesar datang dari arah yang mereka tuju, saat pasukan Ukraina mencoba menghentikan pasukan Rusia.

"Saya menyadari itu adalah rute kami menuju keselamatan, meskipun ledakan paling keras datang dari sana."

Mereka akhirnya sampai ke bus yang menuju Kyiv. Namun, bagi banyak orang lain di kota mereka, mimpi buruk terus berlanjut. (*)

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

Sumber: BBC Indonesia

 

#Perang Rusia Vs Ukraina #Rusia #Ukraina