RAKYATKU.COM, -- Sebuah rumah sakit bersalin dan anak-anak di kota Mariupol, Ukraina terkena serangan udara Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan orang-orang terperangkap di bawah reruntuhan, dan menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang.
Dia juga memposting rekaman yang memperlihatkan dari dalam rumah sakit, yang tampak rusak parah.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
"Negara macam apa Rusia itu, yang takut akan rumah sakit dan bangsal bersalin dan menghancurkannya?," ucap Zelensky, dilansir dari BBC, Kamis (10/3/2022)
"Apakah seseorang di rumah sakit bersalin menyalahgunakan penutur bahasa Rusia? apa itu? Apakah itu 'denazifikasi' rumah sakit?," lanjutnya.
Zelensky menyebut segala sesuatu yang dilakukan penjajah terhadap Mariupol sudah melampaui kekejaman.
Baca Juga : Gedung Pelayanan Baru BBKPM Makassar Mudahkan Akses Pelayanan Paru Terbaik
"Hari ini, kita harus bersatu dalam mengutuk kejahatan perang Rusia ini, yang mencerminkan semua kejahatan yang dibawa penjajah ke tanah kita," pungkasnya.
Sementara itu seorang pejabat regional mengatakan kepada media Ukraina bahwa setidaknya 17 orang terluka, termasuk staf dan pasien dalam peristiwa tersebut.
Pavlo Kyrylenko, kepala pemerintahan daerah Donetsk yang mencakup kota pelabuhan Mariupol, mengatakan tidak ada kematian yang dikonfirmasi, dan tidak ada korban cedera yang dikonfirmasi di antara anak-anak.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Dia mengatakan serangan itu terjadi selama gencatan senjata yang disepakati dengan pihak Rusia, menurut Interfax Ukraina.
Dewan kota Mariupol mengatakan serangan itu telah menyebabkan "kerusakan besar", dan menerbitkan rekaman yang menunjukkan gedung-gedung yang terbakar, mobil-mobil yang hancur dan kawah besar di luar rumah sakit.
"Kami tidak mengerti bagaimana mungkin dalam kehidupan modern mengebom rumah sakit anak-anak. Orang-orang tidak percaya bahwa itu benar," kata Wakil Walikota Mariupol Serhiy Orlov.