RAKYATKU.COM - Ledakan besar kembali dikabarkan terjadi di ibu kota Ukraina, Kiev, Jumat (25/2). Ledakan terjadi sebanyak tiga kali di tengah kota.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyebut ledakan itu terjadi karena serangan rudal jelajah dan balistik Rusia.
"Serangan rudal jelajah dan balistik Rusia terjadi lagi di Kiev," ujar pejabat Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia
Di sisi lain, Ukraina melarang pria berusia 18 hingga 60 pergi meninggalkan negara tersebut selama periode darurat militer. Menurut Pelayanan Penjaga Perbatasan Negara terdapat pembatasan kepada laki-laki yang hendak mengungsi.
"Secara khusus, dilarang bagi pria berusia 18-60, warga Ukraina, untuk meninggalkan perbatasan Ukraina. Peraturan ini akan tetap berlaku selama periode hukum darurat militer."
"Kami meminta warga mempertimbangkan informasi ini," demikian tulis pernyataan tersebut.
Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
Situasi darurat militer di Ukraina telah ditetapkan Presiden Volodymyr Zelensky pada Kamis (24/2) setelah Rusia melakukan invasi ke negara tersebut.
Zelensky telah menandatangani dekret mobilisasi massa atau komponen cadangan militer menyusul dua gelombang serangan Rusia pada Kamis (24/2).
Dengan berlakunya dekret ini, komponen cadangan militer yang berisikan masyarakat sipil berusia 18-60 tahun bisa dipanggil untuk memperkuat militer selama satu tahun ke depan.
Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner
Ukraina juga menyatakan mobilisasi massa akan berlangsung selama 90 hari dari saat dekret ditandatangani.
"Kami tetap di rumah. Kami tidak ingin pergi," kata Andrew, 24 tahun, yang baru mengetahui tentang larangan bepergian bagi pria Ukraina.
"Saya tidak bisa pergi sekarang karena pembaruan terakhir [adalah] bahwa orang-orang dari usia 18 hingga 68 tahun tidak dapat meninggalkan perbatasan Ukraina. Kami akan tinggal di sini sampai orang Rusia pulang karena penting bagi kami untuk tinggal di rumah kami. Kami akan tetap bersama pemerintah kami," tukasnya.
Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM
Reporter CNN melaporkan satu ledakan besar terjadi dan satu dentuman keras terdengar di tengah Kota Kiev pada Jumat malam.
(Sumber CNN)