RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sulsel mengirim timnya ke Toraja Utara. Tim ini untuk menyelidiki proyek pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata yang terbengkalai.
"Itu sudah masuk tim lidik, kami sudah masuk kesana untuk melihat proyek itu," kata Dirkrimsus Polda Sulsel, Kombes Pol Widoni Fedri.
Kombes Widoni mengatakan proyek tersebut menjadi perhatian serius karena telah menjadi sorotan masyarakat. Hal ini untuk menjaga kepercayaan publik terhadap penanganan perkara korupsi di Polda Sulsel.
Baca Juga : Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Perkuat Sinergitas Kamtibmas Unismuh dengan Institusi Kepolisian
"Itu jadi atensi kita karena media dan LSM menyoroti itu. Semua kita setuju. Kalaupun ada kekurangan kami (Dirkrimsus) silahkan soroti, biar sama-sama tuntaskan korupsi di Sulsel. Kita menjaga kepercayaan publik. Kabari kami kalau ada pelanggaran," tambah Widoni.
Terkait proyek tersebut, Kombes Widoni mengatakan kuat dugaan terjadi kecurangan yang berujung pada terbengkalainya proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021 dengan pagu anggaran sebesar Rp50 miliar itu.
"Kalau kecurangan itu pasti ada, kenapa barang (proyek) ini tidak bisa selesai? Nanti kami liat hasil lidinya," ucapnya.
Baca Juga : Wakapolres Wajo Periksa Kondisi Ruangan Tahanan
Sebelumnya, proyek terbengkalai itu ditemukan oleh Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong. Ia pun sangat kecewa saat melihat kondisi pekerjaan proyek itu.
"Izin Pak Plt Gubernur, saya berada di salah satu proyek yang sangat strategis untuk pariwisata, tapi sayang sekali dana dan perhatian pemerintah dijawab dengan proyek yang amburadul seperti ini," ungkap Frederik.
Selain itu, Frederik mengatakan lelang pengerjaan proyek diyakini bermasalah sejak awal. Hal tersebut berujung pada pengerjaan proyek yang tidak maksimal.
Baca Juga : Ribuan Warga Barru Antusias Ikuti Bakti Sosial Kapolda Sulsel
"Projek tidak ada dan kami yakin seleksi untuk pemenang kontraktor pasti ada masalah sehingga kemudian kontraktor seperti ini yang terpilih jadi pemenang," tambahnya.
Dikatakan, proyek tersebut seharusnya menjadi nilai tambah untuk meningkatkan wisatawan di Toraja Utara. Sayangnya, harapan tersebut harus pupus dengan kondisi proyek yang ada saat ini.
"Yang sangat dirugikan selain pemerintah adalah Toraja Utara karena daerah ini adalah daerah wisata. Dua proyek baik yang ada di Lolai maupun di Bori’ Kalimbuang menjadi proyek yang seharusnya membuat daya tarik wisata bertambah di Toraja Utara, tapi yang kita dapati sekarang adalah proyek yang terbengkalai," beber Frederik.
Baca Juga : Polda Sulsel: Butuh Kerja Sama Semua Pihak Awasi Distribusi Produk Energi Subsidi
Diketahui, pekerjaan proyek menggunakan pagu anggaran Rp50 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021.