Selasa, 22 Februari 2022 08:45

Cuaca Ekstrem Dinilai Tidak Normal, Walhi: Sulsel Krisis Iklim

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

"Di catatan kami, setidaknya sudah tiga kali cuaca ekstrem terjadi di Kota Makassar, pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022. Kondisi ini tentu saja menurut kami tidaklah normal karena musim penghujan tahun lalu tidak separah tahun ini," kata Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut Sulsel mengalami krisis iklim menyusul cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah tiga kali mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem untuk wilayah Sulsel.

Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin, mengatakan intensitas hujan yang turun juga mengalami perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga : BMKG Lakukan TMC Antisipasi Cuaca Ekstrem Periode Mudik Lebaran

"Di catatan kami, setidaknya sudah tiga kali cuaca ekstrem terjadi di Kota Makassar, pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022. Kondisi ini tentu saja menurut kami tidaklah normal karena musim penghujan tahun lalu tidak separah tahun ini," kata Amin, Senin (21/2/2022).

"Menurut kami, cuaca ekstrem yang terjadi ini merupakan bukti bahwa krisis iklim telah melanda Kota Makassar bahkan Sulawesi Selatan," imbuhnya.

Amin mengatakan, krisis iklim merupakan puncak dari kerusakan lingkungan. Terjadi karena kerusakan lapisan ozon yang diakibatkan tingginya produksi karbon.

Baca Juga : Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Kepulauan Selayar Sulsel

Kerusakan lapisan ozon telah mengakibatkan suhu bumi menjadi tinggi sehingga menimbulkan cuaca yang susah diprediksi (unpredictible). "Bahkan mengarah ke kondisi yang semakin ekstrem," kata dia.

Amin berujar, pemerintan daerah semestinya membuat dan menjalankan kebijakan pembangunan yang pro lingkungan guna memitigasi krisis iklim.

"Yang saya perhatikan, di level Provinsi Sulawesi Selatan, (Plt) Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, lebih memilih memberi para korban bencana bantuan ketimbang mereforestasi lahan kritis dan DAS (daerah aliran sungai) yang terus terbuka dan rusak," jelas dia. (*)

Baca Juga : Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Palu, Sulawesi Tengah

Sumber: CNN Indonesia

#WALHI SUlsel #bmkg #cuaca ekstrem