Kamis, 17 Februari 2022 21:13

Kementan Manfaatkan Teknologi Radiasi Sinar Gamma Gairahkan Produk Olahan Porang

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Keunggulan teknik iradiasi untuk proses pengawetan dan sterilisasi di antaranya sinar gamma berdaya tembus tinggi, dapat mencapai titik target terdalam pada produk. Proses sederhana pada temperatur kamar, sehingga bentuk dan warna produk tak berubah.

RAKYATKU.COM - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), memiliki salah satu program prioritas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, yakni menggairahkan industri pengolahan porang guna menjamin kesejahteraan petani dan menambah nilai ekspor pertanian.

Berangkat dari ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani yang membahas pemanfaatan teknologi radiasi sinar gamma guna meningkatkan produktivitas dan kualitas porang.

Kepala Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir, BRIN, Roziq Himawan menjelaskan porang mengandung glucomannan tinggi, sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan diekspor sebagai bahan baku industri, tetapi baru sekarang mulai secara luas dibudidayakan.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Porang ke depan sangat prospektif karena ketersediaan lahan terutama di kawasan hutan sehingga tidak perlu bersaing dengan komoditas tanaman pangan lainnya.

"Pemanfaatan teknik mutasi radiasi sinar gamma dapat dilakukan untuk perbaikan varietas porang. Tujuan perbaikan dapat berupa peningkatan produktivitas umbi, peningkatan kadar glucomanan pada umbi, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit, perbaikan ketahanan terhadap kekeringan," jelasnya pada webinar yang bertajuk Pemanfaatan Teknologi Radiasi Sinar Gamma Untuk Mendukung Kesuksesan Agribisnis Aneka Produk Berbasis Porang, Kamis (17/2/2022).

Selanjutnya, Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, Organisasi Riset Tenaga Nuklir, BRIN, Kristejo Kurnianto memaparkan faktanya produk pangan mempunyai sifat mudah busuk dan cepat rusak sehingga banyak terbuang sebelum sampai pada konsumen atau negara tujuan ekspor. Iradiator gamma dapat menjadi solusi dalam sterilisasi dan pengawetan makanan, obat-obatan, serta produk medis.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

"Keunggulan teknik iradiasi untuk proses pengawetan dan sterilisasi di antaranya sinar gamma berdaya tembus tinggi, dapat mencapai titik target terdalam pada produk. Proses sederhana pada temperatur kamar, sehingga bentuk dan warna produk tak berubah," jelasnya.

"Proses tak memakai bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Tidak meninggalkan radiasi dan bahan kimia beracun pada produk, Proses terbukti aman, sudah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun," pinta Kristejo.

Narasumber lain, Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Persero PT Pos Indonesia, Hariadi, menerangkan terkait persyaratan ekspor tumbuhan dan produk tumbuhan dari dalam wilayah Indonesia tumbuhan untuk ekspor tumbuhan dan produk tumbuhan. Diantaranya disertai Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan Badan Karantina Pertanian.

Baca Juga : Halal Bihalal Kementerian Pertanian, Mentan Amran Bicara Cinta Membangun Pertanian Gemilang

"Sertifikat ini dikeluarkan melalui tempat pengeluaran yang telah ditetapkan, dilaporkan, dan diserahkan kepada Pejabat Karantina Tumbuhan di tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan," terangnya.

Perlu diketahui, Kementan dalam pemanfataan teknologi radiasi sinar gamma ini bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI).
President Women in Nuclear Indonesia, Anggota Divisi Pengembangan SDM, ISWI, Tri Murni Soedyartomo, mengungkapkan agribisnis porang dengan strategi peningkatan skala usaha, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pola kemitraan, penggunaan kemasan yang berkualitas, waktu tanam, kredit usaha rakyat (KUR), dan memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

"Dengan memanfaatkan radioisotope dapat membuat benih unggu, dapat mendeteksi penyerapan pupuk, dan dapat mengawetkan buah," ujarnya.

Baca Juga : Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan Kementan di bawah komando Mentan SYL saat ini memang menggenjot pengembangan porang sebagai komoditas ekspor. Porang menjadi komoditas pilihan Presiden Jokowi untuk menjadi komoditas andalan baru di Indonesia khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang lebih beragam dan lebih optimal keseluruh manca negara yang ada. 

"Di pasar ekspor, porang banyak dicari sebagai bahan makanan dan industri obat juga kecantikan sehingga harga porang pun menjadi sangat menjanjikan bagi petani. Kami akan terus meningkatkan budidaya porang ini dalam berbagai aspek salah satunya dalam pengamanan produksi porang," sebutnya.

Sebagai informasi, saat ini ada 20.000 hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang dan terus bertambah. Porang ini sudah diekspor ke 16 negara dengan negara tujuan terbesar Cina, Thailand, dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung, dan lainnya. Pada tahun 2020, sebanyak 19.800 ton porang diekspor dengan nilai Rp880 miliar. (*)

#Kementerian Pertanian #Syahrul Yasin Limpo #Sinar gamma #Porang