Universitas Hasanuddin (Unhas) adalah nama besar. Ya, sebuah perguruan tinggi (PT) yang menjadi ikon di Indonesia timur. Sekaligus, universitas tempat menempa putra-putri terbaik bangsa.
Universitas dengan lambang ayam jago ini, telah menelorkan ulumni yang luar biasa. Bahkan, lulusannya menempati posisi penting. Baik di dalam. Pun di luar negeri.
Universitas dengan almamater merah ini, telah menjadi bagian dalam membangun bangsa dan Tanah Air. Perannya pun telah terukir indah dalam sejarah perjalanan bangsa.
Baca Juga : Kolaborasi Mentan dan Pj Gubernur Sulsel Gerak Cepat Kendalikan Inflasi dan Dampak El Nino
Dan, ke depan, peran ini makin besar. Bahkan, penuh dengan tantangan kekinian.
Lalu, apa yang esensi ke depan? Pertama, rektor, pembantu rektor, guru besar dan seluruh insan akademika Unhas perlu bahu membahu. Melakukan yang terbaik agar proses pendidikan dan peran perguruan tinggi betul-betul bisa diwujudkan.
Kedua, menyiapkan alumni yang betul betul mumpuni. Mampu mengikuti perkembangan kekinian. Dan, penuh daya saing yang kuat.
Baca Juga : Petani Rasakan Manfaat Program Kementan Antisipasi El-Nino
Selanjutnya, peran alumni sangat penting demi kemajuan universitas yang kita banggakan ini. Alumni, perlu berperan lebih banyak lagi agar adek-adek mahasiswa mempersiapkan diri jauh lebih baik sebelum mendapatkan gelar sarjana. Tidak kemudian menjadi (maaf) durjana, setelah keluar dari kampus.
Kalau begitu, peran Ketua IKA Unhas sangat penting. Sehingga, perspektif pemilihan sang ketua IKA Unhas pun perlu ditelisik lebih dalam lagi.
Bahwa Ketua Ika Unhas dipilih, tak seperti memilih pejabat. Apatah lagi, menggunakan cara-cara seperti pilkada.
Baca Juga : Diserahkan Mentan SYL, Amran Mahmud Terima Penghargaan Anugrah Perkebunan Indonesia
Juga, bukan memilih yang kaya. Hebat. Dan, pintar. Tetapi, seyogianya, Ketua IKA Unhas ke depan, seperti Imam.
Sang Imam ini, mampu kita percaya bersama-sama. Tentu, membawa maslahat lebih besar bagi tujuan bersama. Intinya, perlu diperhatikan, syarat jadi Imam itu yang PENTING!
Jadi, bukan demokrasi ala liberal yang prakmatisme. Terlebih lagi, transaksional.
Baca Juga : 7.000 Petani Pandeglang Antusias Ikuti Sekolah Lapang Pembuatan Biosaka
Singkatnya, bisa menyatukan kekuatan yang luar biasa. Dan, mengembangkan visi ke depan mengadaptasi era dan tantangan. Wallahu alam....Salamaiki...
SYL Way, Jakarta, Jumat, 11 Februari 2022.
