RAKYATKU.COM - Tiga Ketua DPD II Golkar menyayangkan sikap Nurdin Halid (NH). Mantan ketua Golkar Sulsel itu mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur pada puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-74 di Kabupaten Sinjai, Sabtu (11/12/2021).
Nurdin memanfaatkan momentum tersebut dengan mendeklarasikan dirinya sebagai calon gubernur Sulsel 2024.
Ketiga ketua DPD II Golkar tersebut yakni Suhartina Bohari (Maros), Nirwan Arifuddin (Bulukumba), dan Kartini Ottong (Sinjai).
Baca Juga : Tim Hukum Golkar Sulsel Ikuti Bimtek Hukum Acara PHP yang Diselenggarakan MK
Ketua Golkar Maros, Suhartina Bohari mengatakan, kapasitas dirinya hadir pada acara tersebut sebagai wakil bupati Maros. Dirinya menyangkan sikap NH yang tidak profesional. Tidak bisa membedakan acara pemerintahan dan acara politik.
"Saya kaget dan merasa heran, agenda pemerintahan malah ada deklarasi seperti itu. Kami kesana dalam kapasitas pemerintahan, menghadiri hari koperasi, bersama unsur pemprov dan pemkab lainnya, bukan datang sebagai ketua partai," katanya.
"Bagi saya dan kader lainnya, harga mati Airlangga presiden, TP gubernur," tambahnya.
Baca Juga : Usai Hadiri Open House Airlangga, TP Minta Waspadai 'Makelar' Usungan Cakada Golkar dan Pimpinan Dewan
Sementara Ketua Golkar Bulukumba Nirwan Arifuddin menilai, sikap NH seperti tidak beretika. Dirinya menyebutkan, mantan terpidana kasus korupsi itu seperti ingin memanfaatkan Hari Koperasi demi kepentingan pribadi.
"Saya hadir berkapasitas sebagai ketua Puskud Sulsel. Seharusnya Hari Koperasi yang notabene bukan acara politik jangan dicampuradukkan sama agenda deklarasi politik di pilgub nanti," katanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Golkar Sinjai, Andi Kartini Ottong. Kehadirannya tak ada hubungannya dengan deklarasi NH.
"Saya hadir sebagai wabup Sinjai, karena Sinjai tuan rumah. Pak Gubernur diwakil kadis koperasi Sulsel," katanya.
Wabup Sinjai ini menilai Nurdin Halid seperti mempermalukan dirinya sendiri. Pasalnya saat NH menyatakan sebagai calon gubernur dalam sambutannya, beberapa tamu yang hadir langsung terkejut.
"Ketika NH naik sambutan mengatakan dia siap menjadi gubernur beberapa hadirin terheran-heran. Kok ini agenda pemerintahan, Hari Koperasi tetapi disusupi agenda politik. Seharusnya buat agenda sendiri. Terpenting kami bertiga, ketua Maros, Bulukumba dan saya Sinjai konsisten mendukung Airlangga presiden TP gubernur," pungkasnya.
Baca Juga : DPD II Golkar Palopo Sepakat Ganti Ketua DPRD
Sebelumnya pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Lukman menilai, Nurdin Halid (NH) sulit bertarung pada Pilgub 2024 mendatang.
“Saya kira akan sangat sulit bagi Pak NH untuk kembali maju karena beban kekalahan dua kali di Pilgub Sulsel, akan ada beban psikologi di tengah pemilih. Kecenderungan pemilih akan mencari kandidat segar dan memiliki peluang menang yang lebih terbuka,” katanya.
Belum lagi, kata dia, beban saat mendorong putranya, Zunnun Nurdin Halid bertarung di Pilwali Makassar 2020 lalu. Saat itu, Zunnun yang berpasangan dengan mantan Kadisdik Sulsel Irman Yasin Limpo hanya menduduki peringkat paling buncit di Pilwali Makassar. Perolehan suaranya pun hanya 4 persen lebih.
Baca Juga : NH Raih Profesor Kehormatan, IAS: Sangat Layak, Karya Berbicara Lebih Kuat dari Kata
“Hasilnya kan sangat di bawah ekspektasi. Bahkan hanya menempati posisi paling buncit dari empat pasangan. Saya kira ini yang harus dipertimbangkan oleh Pak NH sebagai gambaran,” ulas Lukman.
Selain itu, kata dia, NH akan kesulitan mendapatkan dukungan partai politik. Di luar Partai Golkar, partai lain akan berpikir berulang kali untuk mendukung pencalonan NH itu.
“Sudah ada hasilnya. Dua kali kalah, sehingga ini juga menjadi beban untuk mendapatkan dukungan parpol. Khusus untuk Golkar Sulsel juga Pak NH tidak lagi terlalu dominan sehingga kans untuk maju lagi nyaris tertutup. Meski di DPP, Pak NH masih memiliki peran, tapi itu kan tidak serta merta DPP akan memberikan rekomendasi sebelum memastikan realitas politik di Sulsel,” papar Lukman.
Dengan fakta itu, Lukman menyarankan agar NH mempertimbangkan kembali niatnya untuk rebound di Pilgub Sulsel. Harusnya ketua Dekopin Pusat itu memposisikan diri sebagai tokoh Partai Golkar yang disegani. Terlebih usianya yang tak lagi muda. NH, kata dia, harusnya mendorong kader segar Partai Golkar untuk diusung di kontestasi lima tahunan itu.
“Sudah saatnya Pak NH menjadi tokoh Golkar yang disegani dan memberikan kesempatan kepada kader-kader terbaik Golkar di Sulsel untuk maju. Ada Pak Taufan Pawe yang saat ini sangat baik dalam mengendalikan Golkar Sulsel,” ungkap dia.