Senin, 13 Desember 2021 19:02

Anggaran Kementan Dikurangi dari Rp21 Triliun Menjadi Rp14 Triliun, Akademisi IPB: Sangat Berbahaya

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prima Gandhi
Prima Gandhi

Turunnya anggaran Kementan membuat alokasi untuk produksi pangan tahun 2022 tinggal Rp2,1 triliun.

RAKYATKU.COM,BOGOR -- Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi mengkhawatirkan produksi pertanian khususnya komoditas tanaman pangan ke depan terancam akibat alokasi anggaran dari APBN menurun tajam setiap tahunnya.

Pasalnya, alokasi anggaran berkaitan langsung dengan volume alokasi bantuan prasarana dan sarana pertanian kepada petani yang dapat menjamin dan meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani itu sendiri.

Dilansir dari data APBN, anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang utamanya ditujukan untuk bantuan ke petani semakin menurun. Anggaran Kementan merosot tajam dimana tahun 2019 sebesar Rp21 triliun menjadi Rp14 triliun tahun ini.

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Khusus terkait produksi pangan pun demikian, anggaran tahun 2019 sebesar Rp5,7 triliun, kini tahun 2021 Rp3,6 triliun bahkan tahun 2022 tinggal Rp2,1 triliun.

“Ini sangat berbahaya, menurun drastis insentif bantuan benih bagi petani, sedangkan kebutuhan pupuk sudah dibantu dengan subsidi pupuk. Insentif input produksi bagi petani merupakan salah satu faktor utama menjamin dan mendorong produksi, selain di satu sisi kita tetap dorong kemandirian dan kemajuan petani,” demikian dikatakan Prima Gandhi, Senin (13/12/2021).

Dosen Program Studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB ini menegaskan pandemi covid 19 saat ini semakin memperpuruk perekonomian sehingga insentif pemerintah kepada petani harus ditingkatkan.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

Akibat pandemi, sistem distribusi sarana produksi maupun hasil panen terganggu, bahkan saat ini petani mengeluhkan harga input semakin meningkat sementara harga hasilnya kurang signifikan akibat daya beli yang belum pulih.

"Oleh karena itu, petani membutuhkan perhatian dan insentif agar lebih semangat dalam proses produksi. Selama ini mereka memang sudah mendapat keringanan harga dengan adanya subsidi pupuk. Meskipun jumlah subsidi pupuk terbatas setidaknya sudah membantu petani, di saat harga pupuk komersial saat ini naik dua kali lipat dari kondisi normal sebelum pandemi,” tegasnya.

"Harusnya di saat petani membutuhkan jangan malah mengurangi bantuan pemerintah, ini kan kita maunya produksi terus naik, tapi kalau tidak didukung dananya ya akan percuma,” pinta Prima.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

Prima menambahkan anggaran yang turun drastis berakibat pada alokasi bantuan benih yang juga berkurang. Bantuan benih padi di tahun 2021 seluas 1,7 juta hektare, namun untuk tahun depan hanya bisa 842 ribu hektare. Hal yang sama dengan bantuan benih jagung dimana tahun ini teralokasi seluas 1,4 juta hektare namun untuk tahun 2022 hanya bisa menyalurkan 352 ribu hektare.

"Benih ini input produksi utama yang menentukan produktivitas dan tingkat penggunaan varietas unggul padi saat ini belum maksimal, sehingga masih perlu ditigkatkan. Penyediaan anggaran yang memadai salah satu solusi nyata menyediakan benih berkualitas bagi petani," cetusnya.

Perlu diketahui, mengingat keterbatasan anggaran tersebut, sejak dua tahun ini Kementan menggencarkan KUR bagi petani untuk dapat memperoleh akses pembiayaan dengan bunga ringan. Target KUR pertanian tahun 2021 sejumlah Rp70 triliun dan realisasi sejumlah Rp82,6 triliun atau sebesar 118 persen dari target.

Baca Juga : Mantan Gubernur Sulsel Hadiri Pelantikan Andi Amran Sulaiman Jadi Menteri Pertanian RI

Capaian keberhasilan peningkatan produksi pangan tetap ditunjukkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meskipun ada keterbatasan anggaran. Terbukti, dalam dua tahun terakhir, Kementan tidak memiliki catatan rekomendasi impor beras. Yang tak kalah penting adalah ketersediaan alokasi pupuk karena pupuk memiliki peran strategis penentu keberhasilan produksi yang ujung untuk mencapai swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Penulis : Usman Pala
#kementan