Senin, 29 November 2021 16:53

Mahasiswa Unhas Temukan Material Anti Peluru, Tidak Tembus Kaliber 9 mm dari Jarak 10 Meter

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Mahasiswa Unhas Temukan Material Anti Peluru, Tidak Tembus Kaliber 9 mm dari Jarak 10 Meter

Inovasi ini telah berhasil diuji coba Divisi III Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Gowa dengan uji tembakan sebanyak tiga kali dan mampu menahan peluru berkaliber 9 mm untuk jarak tembak 10 meter.

RAKYATKU.COM -- Mahasiswa Program Magister Angkatan 2019 pada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Rudi, berhasil membuat inovasi bahan material anti peluru.

Inovasi ini telah berhasil diuji coba Divisi III Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Gowa dengan uji tembakan sebanyak tiga kali dan mampu menahan peluru berkaliber 9 mm untuk jarak tembak 10 meter.

Kepada wartawan, Senin (29/11/2021), Rudi menjelaskan inovasi tersebut didasari oleh kondisi dimana selama ini untuk membuat rompi anti peluru menggunakan material berat, mahal, dan sulit menemukan bahan di dalam negeri.

Baca Juga : Begini Kata GM PLN UID Sulselrabar kepada Mahasiswa UNHAS tentang Transisi Energi

Rudi memikirkan untuk mencari solusi alternatif menggantikan material bahan anti peluru yang lebih ringan dengan kekuatan yang sama.

"Carbon fiber adalah salah satu bahan yang digunakan. Bahan ini mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misal dalam pembuatan custom bagian mobil seperti fender mobil, kap mesin dan cover spion. Setelah dilakukan literasi referensi terhadap material tersebut, diperoleh bahwa material ini dapat digunakan dalam pembuatan rompi anti peluru," jelas Rudi.

Lebih lanjut, material anti peluru yang dihasilkan memiliki keunikan dari sisi berat rompi. Inovasi ini jauh lebih ringan dengan kaliber peluru yang sama jika dibandingkan dengan rompi anti peluru yang saat ini dipasarkan.

Baca Juga : BPJS Kesehatan Kembali Bekerjasama dengan UNHAS. Wakil Rektor IV; Semua Wajib Punya BPJS Kesehatan

Selama proses menghadirkan inovasi tersebut, tentu ada kesulitan yang dialami oleh Rudi utamanya dalam melakukan simulasi menggunakan software finite elemen method sebagai simulasi yang masih tergolong baru.

Dekan Fakultas Teknik Unhas, Prof Dr Ir Muhammad Arsyad Thaha, MT, mengapresiasi produk inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa.

Secara umum, dia mengatakan pihaknya selalu memaksimalkan dalam memberi dukungan serta menciptakan suasana akademik dan inovasi teknologi. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2015.

Baca Juga : IOH Masuk Kampus Kampanyekan Anti Hate Speech Lewat Kompetisi dan Festival Film Pendek SOS 2023

Dengan tagline "The Future is Here, Your Techno Innovation will be Here", menjadi penyemangat dan motivasi tersendiri bagi para sivitas akademika FT Unhas untuk lebih aktif dan produktif melakukan riset dan menghasilkan produk inovasi.

"Inovasi baru mulai berkembang di Fakultas Teknik. Penelitian para mahasiswa magister dan doktoral Teknik terus diarahkan guna menghasilkan paten dan HAKI. Melalui skim pendanaan mandiri, dikembangkan riset berbasis produk inovatif. Material anti peluru adalah penelitian awal pada Laboratorium Riset Teknik Mesin. Inovasi ini akan terus dikembangkan untuk mengefisienkan penggunaan materialnya hingga penerapan pada kendaraan militer dan rompi anti peluru," jelas Prof Arsyad.

Lebih lanjut, Prof Arsyad menambahkan komitmen fakultas untuk pengembangan riset lebih lanjut hingga hilirisasi ditunjukkan dengan hadirnya Incubator Teknologi dan Bisnis sebagai bagian dari Science Techno Park Unhas.

Baca Juga : Launching Kerjasama BUPK Polbangtan Gowa dan UNHAS, Mentan Ajak Mahasiswa Masuk Bisnis Pertanian

Ini akan mendukung proses hilirisasi produk teknologi dengan pihak industri dan pemerintah sebagai wujud kerja sama triple helix.

Terkait material anti peluru, Prof Arsyad mengatakan akan dibuat MoA (Memorandum of Agreement) bersama Kostrad dan pihak industri untuk kepentingan dunia militer.

Pada masa akan datang, dia menuturkan Fakultas Teknik akan diarahkan menjadi pusat inovasi teknologi pada Kawasan Timur Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan Teknologi Nasional menuju Indonesia Emas 2021.

Baca Juga : Ditjen KI Tandatangan Nota Kesepahaman dengan UNHAS Bangun SDM Kemenkumham

Inovasi ini menggunakan bahan serat karbon dan resin epoxy sebagai penguat. Kemudian peralatan tambahan adalah mesin vacuum.

Material anti peluru tersebut diproduksi menggunakan metode vacuum bag untuk memaksimalkan jumlah perbandingan serat dan resin yang digunakan.

Hal tersebut bertujuan untuk menghasilkan material yang lebih ringan. Inovasi ini diharapkan akan semakin mendukung dan meningkatkan profesionalisme bidang militer Indonesia.

#material anti peluru #unhas