RAKYATKU.COM — Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Alam dan Pengecekan Peralatan SAR Wilayah Sulsel dilaksanakan di Lapangan Karebosi, Kamis (11/11/2021).
Pelaksana tugas (plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) dalam apel tersebut.
“Menghadapi bencana alam, tentu diperlukan sinergitas dan solidaritas dalam bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan baik dari SDM, logistik dan peralatan dengan menggunakan prinsip tanggap, tangkas dan tangguh, minimalisir korban, dan penyelamatan manusia dan harta benda,” kata Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi TNI-Polri, BPBD dan SAR.
Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel
Ia juga mengingatkan keharusan selalu waspada mengingat informasi dari BMKG tentang potensi badai La Nina dengan intensitas moderat dapat terjadi pada bulan November 2021 sampai dengan Februari 2022 sehingga diprediksi akan mengakibatkan terjadinya cuaca ekstrem, curah hujan yang tinggi disertai angin kencang yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor maupun bencana hidrometeorologis lainnya.
Pesan lainnya, untuk menghentikan penebangan yang tidak jelas dan liar. Diharapkan setiap masyarakat cinta untuk menanam dan menghijaukan lingkungan. Adapun, pengecekan alat ini menjadi ikhtiar usaha sebagai persiapan kesiap-siagaan, melakukan perencanaan dan persiapan yang baik.
“Kita mengelola kondisi lebih baik jika terjadi persoalan kebencanaan, peralatan sudah cek alat-alat dan fungsional. Ini juga sebagai pemeriksaan reguler agar alat tetap berfungsi dan terawat. Kita berharap tidak ada bencana, tetapi paling penting kita selalu siap dalam berbagai kondisi yang dibutuhkan,” sebutnya.
Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik
Pada pengecekan ini, salah satu yang menarik perhatian adalah perahu evakuasi yang terbuat dari drum/galon.
“Ini mantap sekali, bisa masuk gang-gang perumahan,” sebut Andi Sudirman.
Sementara itu, Bintara Latihan SAT Brimob Polda Sulsel, Bripka Bakti Nusawan menjelaskan, perahu untuk evakuasi banjir, di mana memiliki kemampuan untuk dioperasikan masuk lingkungan perumahan gang kecil dan rawan dengan besi dan kayu yang tajam. Satu unitnya dibuat dengan biaya Rp 2-3 juta.
Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan
“Ini untuk mengevakuasi warga disekitar perumahan, mungkin ada duri atau pagar yang tidak memungkinkan rubber boat masuk. Jadi ini kita gunakan perahu yang terbuat dari drum pelastik dan jerigen,” jelasnya.