RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Masyarakat bersama Ketua Umum Front Aktivis Mahasiswa Indonesia (FAKSI) Dhedi Arsandi angkat bicara soal wacana pasar malam di Jeneponto, sementara pandemi Covid-19 belum usai di daerah yang berjuluk Butta Turatea.
Tampak spanduk penolakan dipasang di perempatan jalan dekat kampus Yapti di Kecamatan Binamu.
"Menolak keras pasar malam di Stadion Mini Kab. Jeneponto! Covid-19 belum usai. Stadion bukan fasilitas pasar malam boss," begitu bunyi tulisan dalam spanduk.
"Pemerintah hari ini malah mengundang kerumunan yang kami anggap itu adalah malapetaka buat masyarakat Jeneponto. Tidak ada alasan, tolak pasar malam tersebut," ujar Dhedi kepada Rakyatku.com, Rabu (10/11/2021).
"Harusnya pemerintah hari ini memikirkan bagaimana pemulihan ekonomi masyarakat bawah yang sampai hari ini masih menjerit persoalan ekonomi," terangnya.
Dia menyayangkan, kenapa pemerintah malah menggenjot pasar malam yang mengundang kerumunan dan yang hadir juga bukan hanya warga Jeneponto saja. Namun juga warga kabupaten lain.
"Pemerintah harus mengkaji lebih dalam lagi terkait dengan wacana pasar malam tersebut. Sebab tidak ada jaminan, bahwa orang yang datang itu sudah divaksin. Ini juga dapat melanggar protokol kesehatan," ujarnya.
Kabag Ops Polres Jeneponto, Kompol Muh Thamrin kepada wartawan mengatakan, sampai saat belum mengantongi izin keramaian dan menunggu petunjuk dari Polda.
"Terkait masalah perizinan belum ada petunjuk dari Polda," ujar Thamrin kepada wartawan di sela-sela pengamanan kunjungan Ustaz Abdul Somad, kemarin.
Kompol Thamrin menegaskan, bahwa terkait kegiatan pasar malam tersebut sejauh ini belum ada petunjuk dari Polda Sulsel bahwa polisi sudah bisa mengeluarkan izin.
Pantauan wartawan di lokasi, persiapan rencana pelaksanaan kegiatan pasar malam itu sudah dimulai. Wahana bermain anak-anak sudah terpasang. Sejumlah tenda putih juga telah berdiri di lapangan Stadion Mini Turatea Jeneponto.
