Kamis, 07 Oktober 2021 22:06

Pertahankan Budaya Tudang Sipulung, Komitmen Pemkot Parepare Jaga Kearifan Lokal

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tudang sipulung di Rumah Kembar, Jalan Jenderal M. Yusuf, Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kamis (7/10/2021).
Tudang sipulung di Rumah Kembar, Jalan Jenderal M. Yusuf, Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kamis (7/10/2021).

Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, berharap agar ke depan tudang sipulung tetap terjaga. Namun, dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini, harus tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes).

RAKYATKU.COM, PAREPARE - Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, menghadiri tudang sipulung yang digelar Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (PKP) bersama Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Rumah Kembar, Jalan Jenderal M. Yusuf, Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Kamis (7/10/2021).

Taufan mengatakan, tudang sipulung merupakan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare dengan rakyatnya dalam hal ini kelompok tani untuk berkumpul bermusyawarah.

"Tudang sipulung itu adalah kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan. Saya senang dan bangga bahkan bersyukur masih ada pribadi-pribadi yang tidak diragukan walaupun dia seorang petani melahirkan komitmen bermusyawarah, bersama-sama menetapkan kapan waktunya untuk memulai bercocok tanam dan menuai hasil. Jadi, Pemkot hadir pada kesempatan ini dan DPRD ingin sekali mengawal, menjaga kearifan lokal ini," ujar Wali Kota Parepare dua periode ini.

Baca Juga : 82 Mahasiswa PKPA di RSUD Andi Makkasau Parepare

Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan ini berharap agar ke depan tudang sipulung tetap terjaga. Namun, dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini, harus tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes). "Kita tahu sendiri kondisi pandemi saat ini sehingga kita tetap harus menjaga protokol kesehatan," pesan Taufan.

Tudang sipulung dalam mendiskusikan waktu tepat bercocok tanam atau yang lebih akrab disebut "Laongruma" merupakan kearifan lokal untuk mencari keberkahan pada tiap kegiatan bercocok tanam bagi masyarakat petani.

"Makanya kearifan lokal ini penting atau disebut akkatenniatta’ untuk asennung-sennungeng," ujar Taufan dengan bahasa Bugis, fasih.

Baca Juga : Peringati Hari Bumi, Managemen RSUD Andi Makkasau Tanam Puluhan Batang Pohon

Sementara, Sekretaris KTNA, Ali Banci, menjelaskan sesuai hasil musyawarah antara KTNA dan masyarakat petani, tradisi "Mappalili" akan dilaksanakan 13 Oktober 2021. Lalu, tanam benih langsung (tabela) untuk Kelurahan Lompoe dilakukam 14 Nopember.

"Sementara Bacukiki dilaksanakan Sabtu 20 Nopember dan rencana panen lanjutnya dilaksanakan antara tanggal 26 dan tanggal 27 Februari tahun 2022," paparnya.

Penulis : Hasrul Nawir
#Pemkot Parepare