Senin, 04 Oktober 2021 23:31

Gelar Pelatihan Kewirausahaan Petani Milenial, Kementan Dorong Pertanian Papua Barat Unggul

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Gelar Pelatihan Kewirausahaan Petani Milenial, Kementan Dorong Pertanian Papua Barat Unggul

Materi diberikan dengan metode ‘blended learning’ mengenai penumbuhan motivasi peserta pelatihan tentang prospek pengembangan usaha pertanian di masa depan.

RAKYATKU.COM,SORONG - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan kewirausahaan untuk petani milenial di Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong, Papua Bara, Senin (4/10/2021).

Pelatihan tersebut diyakini akan mampu meningkatkan kapasitas produksi komoditas pangan di wilayah paling ujung timur Indonesia.

Sebelumnya di hari yang sama, Presiden Joko Widodo saat meyampaikan keterangan pers setelah melakukan tanam jagung bersama Ketua DPR RI, Puan Maharani, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, serta Bupati Sorong, Johny Kamuru mengharapkan kepada petani milenial untuk diberikan kepercayaan.

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Menurutnya jika petani milenial diberikan kepercayaan akan mampu menciptakan ketahanan pangan utamanya di Papua Barat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat menyampaikan arahan sekaligus membuka pelatihan menyampaikan bahwa tanah Papua tidak kalah hebatnya dengan Jawa. Bahkan menurutnya justru lebih bagus. Oleh karena itu, pertanian Papua harus lebih unggul.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

"Tuhan sudah berkahi bumi Papua ini dengan sinar matahari, air ada di mana-mana. Itu modal yang luar biasa. Jadi, produktivitasnya jangan mau kalah. Mulai hari ini Papua Barat harus menjadi pemenang," kata Mentan.

Mentan berharap pelatihan ini dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi mutakhir melalui optimalisasi peran petani dan penyuluh dalam pencapaian program swasembada pangan, baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan.

Menurut Mentan SYL, keberadaan para petani sangat vital dalam mewujudkan pencapaian ketahanan pangan. Dalam penerapan teknologi pertanian yang direkomendasikan, Mentan SYL berharap melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan kali ini dapat mendorong petani milenial menjadi unggul, profesional dan berdaya saing dalam mengembangkan usahanya.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

Petani milenial, ia melanjutkan, dapat melakukan pengembangan usaha melalui akses KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari perbankan seperti Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri dan bank daerah di tingkat provinsi untuk optimalisasi kegiatan agribisnisnya.

"Saya berharap hasil dari pelatihan ini akan memberikan peningkatan kapasitas bagi petani, khususnya dalam merencanakan kegiatan pertanian, meng-klaster kawasan pertanian dan kelembagaan petani, melakukan enjiniring pertanian dari hulu sampai hilir yang mencakup input permodalan (KUR), budidaya, pascapanen, pengolahan, pengemasan dan pemasaran hasil pertanian yang terstandarisasi, modern dan marketable," harap dia.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan petani milenial yang tergabung dalam Duta Petani Andalan/Duta Petani Milenial (DPM/DPA) terus melakukan resonansi di daerahnya, salah satunya seperti yang dilakukan di Sorong.

Baca Juga : Mantan Gubernur Sulsel Hadiri Pelantikan Andi Amran Sulaiman Jadi Menteri Pertanian RI

“DPM dan DPA sudah melakukan berbagai kegiatan di daerah. Kita bergerak di 11 provinsi, masing-masing sudah terdaftar lebih dari 200 orang petani milenial. Bersama dengan itu kita bangun jaringan pertanian nasional dan sudah terdaftar 10.470 petani milenial dalam jaringan itu,” katanya.

Dukungan dari pemerintah Pusat maupun Daerah dan semua pihak dalam pemberdayaan petani milenial untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas pertanian menurut Dedi sangat diperlukan. Petani milenial sebagai SDM unggul dengan karakter mampu beradaptasi, responsif, serta kolaboratif, lebih lanjut Dedi menambahkan akan dapat mendorong resonansi penumbuhan petani milenial membangun potensi lokal pertanian.

Terkait materi pelatihan yang diberikan lebih diarahkan agar DPM dan DPA mampu berwirausaha. Tentunya materi akan disampaikan oleh fasilitator yang kompeten di bidangnya, baik dari Widyaiswara, P4S/Gapoktan berprestasi serta dari pihak perbankan terkait sosialisasi pembiayaan berbasis KUR.

Baca Juga : Kolaborasi Mentan dan Pj Gubernur Sulsel Gerak Cepat Kendalikan Inflasi dan Dampak El Nino

"Materi diberikan dengan metode ‘blended learning’ mengenai penumbuhan motivasi peserta pelatihan tentang prospek pengembangan usaha pertanian di masa depan. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada peserta tentang bagaimana menjalin kemitraan dan negosiasi yang efektif dengan menerapkan supply chain management, bagaimana menerapkan strategi pemasaran berbasis digitalisasi, serta menerapkan berbagai konsep pembiayaan dan pencatatan usaha yang relevan dengan perkembangan jaman”, terang Dedi.

Pelatihan diselenggarakan secara online, juga offline dengan peserta yang hadir berjumlah 30 orang terdiri dari wilayah Sorong, Sorong Selatan, Pegunungan Arfak, Tambrauw, dan Manokwari. Sedangkan peserta lainnya seperti petani milenial, penyuluh dan mahasiswa pertanian mengikuti melalui online/daring.

#kementan