RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Mahasiswa Universitas Negeri Makassar" href="https://rakyatku.com/tag/universitas-negeri-makassar">Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan penelitian model pembelajaran untuk menangkal penyebaran paham radikalisme bagi generasi muda di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka menyukseskan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Adapun mahasiswa UNM yang tergabung dalam tim peneliti PKM yang berjudul "Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Jaringan (Online) untuk Menumbuhkan Sikap antiradikalisme Berbasis Problem Base Inquiry Bagi Siswa SMP," yaitu, Dedi Risaldi, Rahmat Riadi, dan Nur Hasriawanda Ummy Haris.
Baca Juga : Pakar Pendidikan UNM Dorong Pemda Hadirkan Program Kuliah Gratis
Dedi Risaldi selaku Ketua Tim PKM tersebut menuturkan bahwa pelaksanaan PKM pada masa pandemi tentu memiliki sejumlah keterbatasan apalagi dengan diterapkannya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, ia dan anggota berupaya adaptif dan tetap mengikuti pedoman pihak penyelenggara dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya.
"Tahun 2021 ini kita sudah diberikan pedoman dan bisa melaksanakan secara blended dalam hal ini luring dan daring. Namun, disebabkan keluarnya aturan pemerintah mengenai PPKM jadi kami harus kembali menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan," ungkap mahasiswa kelahiran Soppeng itu, Kamis (2/9/2021).
Pendidikan anti-radikalisme, kata dia, sangat sangat penting diberikan kepada peserta didik saat ini sebagai generasi penerus bangsa. Hal tersebut sangat efektif diintegrasikan ke dalam model pembelajaran dalam jaringan dengan model problem based inquiry yang diyakini mampu dengan baik memicu dan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar.
Baca Juga : Hasnawi Haris Daftar Jadi Calon Rektor UNM 2024--2028, Ini Sosoknya
Dedi Risaldi, menjelaskan bahwa pengintegrasian pendidikan antiradikalisme sangat penting di tengah maraknya penyebaran paham-paham yang mengarah ke tindakan radikalisme.
"Pengintegrasian nilai-nilai pendidikan anti-radikalisme dengan pembelajaran bahasa Indonesia menurut kami sangat penting di tengah maraknya penyebaran paham-paham yang dapat memicu terjadinya aksi radikal atau aksi teroris," terang mahasiswa PBSI ini.
Tim PKM yang diketuai oleh Dedi Risaldi ini akan melakukan Pelaporan Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) pada September ini penyeleksian menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-34 2021.