Senin, 30 Agustus 2021 14:10

Cerita Sopir Makassar Disekap Sebelum Dibuang di Perbatasan Gorontalo-Sulut: Diancam Dibunuh hingga Anak-Istri Ikut Diculik

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Arman.
Arman.

"Jangan mengamuk jangan sampai melawan karena kalau kau melawan di sini di atas mobil saya bunuhko."

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Arman (34) sopir taksi daring atau online asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang menjadi korban pencurian dan perampokan oleh orang yang tak dikenal (OTK) kini telah berkumpul dengan keluarganya.

Saat ditemui Rakyatku.com di rumahnya, Arman menceritakan kejadian yang menjadi mimpi buruk bagi dirinya itu. Selama 10 hari dirinya disekap lalu akhirnya dibuang di perbatasan Gorontalo-Sulawesi Utara (Sulut) dengan mata tertutup lakbang.

Awal kejadian itu terjadi pada 6 Agustus, ia ditelepon oleh salah satu pelaku yang bernama Adit untuk diantar beli CCTV di salah satu toko di Jalan Sungai Saddang.

Baca Juga : Diduga Pelaku Tindak Pidana Penculikan, Pria Asal Kolaka Diamankan Polisi di Wajo

Akhirnya Arman menjemput Adit di salah satu warkop di Jalan Hertasning, Warkop Bundu. Setelah ketemu diantarlah dia ke Jalan Sungai Saddang untuk membeli CCTV.

"Dari sana minta diantar balik lagi ke Warkop Bundu, tapi di tengah perjalanan itu, kan, saya lewat (Jalan) Veteran terus dia bilang ke saya, 'Mas, mungkin kita bisa singgah cari makan'," kata Arman.

Arman pun menawari Adit untuk makan coto, pallubasa, atau sop saudara dan akhirnya Adit memilih untuk makan sop saudara.

Baca Juga : Awal Mula Perkenalan Sopir Taksi Online Makassar dengan Perempuan yang Jadi Otak Penculikannya

"Jadi saya bawa mi ke sop saudara (Jalan Sultan) Alauddin, Assauna, setelah sampai saya parkir mobil ku itu di depan sop saudara saya barenganji masuk sama orang itu (Adit)," ujarnya

"Saya duduk berhadapan mi. Jadi pas itu setelah pesan makan, belum sempat saya makan itu saya punya sop saudara, langsung tiba-tiba datang itu orang tarik leher baju ku dari belakang. Jadi saya tanya apa masalahku ini, Pak, kenapa ini," sambungnya.

Melihat hal itu Adit pun berpura-pura bertanya tentang apa yang terjadi dan diapun seolah-olah tidak tahu.

Baca Juga : Ternyata Motifnya Asmara, Sopir Taksi Online Makassar Diculik lalu Dibuang di Hutan Gorontalo

"Saya bertanya lagi kenapa ini, ada apa ini masalah, dia bilang tidak usah mako banyak bicara kau ikut mi saja nanti di kantor kau tahu ji itu apa masalah mu," ucapnya.

Setelah itu Arman diarahkan keluar dari warung itu karena ia merasakan ada todongan dari belakang akhirnya ia mengikut keluar.

"Sampai di parkiran dia minta kunci mobilku, mana kunci mobilmu, jadi kubilang kenapa mobilku, Pak? Dia bilang bawa saja, ini jadi barang bukti semua di kantor," ucapnya.

Baca Juga : Tujuh Pelaku Penculik Arman Ditangkap, Satu di Antaranya Perempuan Pengusaha Asal Jakarta

Arman pun akhirnya memberikan kunci mobilnya itu setelah itu dirinya dinaikkan ke mobil dan dibawa pergi oleh dua orang pelaku itu melewati Jalan Andi Tonro.

"Jadi ada berdua ji ini yang pertama ambilka dia bawa ma ini jalan ke Andi Tonro di atas mobil itu dia bilang jangan mengamuk jangan sampai melawan karena kalau kau melawan di sini di atas mobil saya bunuhko," ucapnya.

Selain diancam dibunuh oleh pelaku, Arman pun juga diancam apabila melawan anak dan istrinya juga akan diculik.

Baca Juga : Kisah Korban Penculikan Asal Makassar; Ditinggal di Hutan Perbatasan Gorontalo-Manado dalam Kondisi Telanjang

"Jadi saya tanya, kalau saya punya masalah, Pak, jangan dikasih masuk-masuk keluargaku, jadi dia bilang jangan mako banyak bicara diam mako saja ikut mako sama saya," ujarnya.

Sebelum melewati jembatan yang ada di Jalan Andi Tonro, mata Arman mulai dilakban oleh pelaku, setelah itu dia memperingatkannya untuk tidak banyak bicara.

"Jadi dia bilang jangan mako banyak bicaramu na, ikut mako saja nanti di kantor kau tau masalahmu. Jadi saya pikir dia petugas jadi saya mengikut," ucap Arman.

Baca Juga : Kisah Korban Penculikan Asal Makassar; Ditinggal di Hutan Perbatasan Gorontalo-Manado dalam Kondisi Telanjang

Meskipun mata tertutup Arman masih bisa melihat sedikit ke arah mana dirinya dibawa termasuk pada saat masuk di Jalan Tanjung Bayam.

"Sampai masuk di Tanjung Bayam itu saya sempat melihat karena ini mataku yang dibawa sini masih sempat ka melihat sela-selanya di sini dan Tanjung Bayam itu kuhafal jalannya ka sering ka bawa penumpang ka profesiku itu driver online," ujarnya.

Penulis : Usman Pala
#penculikan