RAKYATKU.COM - Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Riyanto mengapresiasi pertumbuhan positif ekspor pertanian.
Pada periode Januari-Juli 2021 angkanya mencapai 8,72 persen (YonY) atau sebesar US$ 2,24 miliar.
Menurut Riyanto, pertumbuhan tersebut adalah bukti bahwa sektor pertanian merupakan penyelamat ekonomi di masa pandemi.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
"Pertanian selalu jadi penyelamat dalam kondisi apapun yang kita hadapi saat ini. Termasuk dalam kondisi pandemi yang masih berlangsung," ujar Riyanto, Rabu (18/8/2021).
Riyanto mengatakan, pertumbuhan ini terjadi karena kolaborasi apik yang dibangun antara petani, eksportir dan pemerintah berjalan dengan sangat baik. Terlebih dalam urusan permodalan usaha yang digenjot melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
"Kolaborasi ini sangat bagus karena ada sinergi kuat antar semua pihak, khususnya dalam membangun sektor pertanian. Apalagi kemarin saya lihat pemerintah baru saja menggelar kegiatan merdeka ekspor," katanya.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perkembangan ekspor Indonesia pada periode Juli 2021. Dalam rilisnya BPS menyebutkan nilai ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 mengalami pertumbuhan positif, yakni 8,72 persen (YonY).
Kenaikan terjadi karena ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah mengalami peningkatan.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2021 mencapai US$120,57 miliar atau naik 33,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.
Lebih dari itu, ekspor nonmigas menyumbang 94,35 persen dari total keseluruhan ekspor periode Januari-Juli 2021.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
Di sisi lain, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada Januari-Juli juga mengalami kenaikan yang cukup tajam, yaitu sebesar 31,36 persen.
Kontribusi terbesar pada periode ini disumbang oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$16,59 Miliar.
Kepala Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya mendorong akselerasi ekspor pertanian untuk membantu proses pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel
"Seperti yang sudah diungkapkan Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), peningkatan ekspor pertanian memiliki peran penting dalam mengentaskan kemiskinan, terutama kalangan petani. Untuk itu, kami siap menggelar karpet merah untuk eksportir sehingga ekspor pertanian kita bisa terus meningkat," katanya.
Selain itu, kata Kuntoro, peningkatan signifikan pada ekspor industri pengolahan juga menjadi catatan khusus bagi jajaran Kementan untuk terus mendorong hilirisasi hasil produksi pertanian.
"Ke depan, sesuai perintah Presiden Jokowi dan arahan Menteri Pertanian, kita akan terus memperkuat industri hilirisasi pertanian," tutupnya.