LUWU UTARA - Bupati Kabupaten Luwu Utara, Indah Putri Indriani, membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kakao dan Peningkatan Nilai Tambah Berkelanjutan di Kabupaten Luwu Utara. FGD yang juga diselenggarakan secara virtual tersebut berlangsung di Ruang Command Center Kantor Bupati Luwu Utara, Minggu (8/8/2021).
Bupati saat membuka FGD mengatakan, kakao adalah komoditi unggulan Luwu Utara dengan luas areal 40.814 ha di tahun 2020. Jumlah produksi sebanyak 30.854 ton, dengan melibatkan petani sebanyak 29.481 KK. Ia menyebutkan, luas kakao sejak 2016 sampai 2020 mengalami peningkatan 6,5% dan produktivitas meningkat dari 990 kg/ha - 1.005 kg/ha.
“Saat ini produktivitas rata-rata areal kakao di Luwu Utara masih berada di 1.005 ton/ha/tahun, sementara di sisi lain beberapa petani kita telah mampu mencapai produktivitas sekitar 3 ton/ha/tahun,” beber Indah. Nah, tantangannya, kata dia, adalah bagaimana meningkatkan produktivitas kakao di atas 1,5 ton/ha/tahun yang berskala kawasan.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
“Hadirnya klon MCC 02 dari Luwu Utara yang telah mendapatkan SK Menteri Pertanian sebagai klon unggul nasional telah membangkitkan animo petani untuk kembali menanam kakao,” jelasnya. Untuk itu, kata dia, keterlibatan stakeholder sangat dibutuhkan untuk bersinergi dengan pemda dalam menuntaskan permasalahan di tingkat petani.
“Besar harapan kami, FGD ini akan melahirkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi petani kakao,” harapnya. Permasalahan yang dimaksud adalah bagaimana mengurangi area kakao yang terdampak banjir, mengurangi serangan hama-penyakit, mengurangi alih fungsi lahan kakao ke komoditi lain, mengurangi luasan kakao yang sudah tua dan tidak produktif lagi, serta anjuran menjual biji kakao dalam bentuk fermentasi.
Ia mengatakan, pemda menghargai semua elemen masyarakat dan stakeholder lainnya yang memberikan sumbangan pemikiran dan aksi nyata untuk bersinergi dengan pemda dalam meningkatkan produksi kakao secara berkelanjutan. “Tentu ini sangat membantu pemda dalam meningkatkan produksi kakao berkelanjutan di Luwu Utara,” pungkasnya.