RAKYATKU.COM - Lembaga PBB yang menangani bidang kesejahteraan anak, UNICEF, menyebut aksi Bhutan yang berpenduduk 800.000 jiwa sebagai kisah sukses yang hebat.
Menurut Kementerian Kesehatan Bhutan, lebih dari 90 persen penduduk usia dewasa telah divaksinasi COVID-19 hanya dalam kurun tujuh hari.
Bagaimana Bhutan mampu memvaksinasi penduduknya sedemikian cepat dan efisien, padahal negara itu terletak di kaki pegunungan?
Baca Juga : PPKM Dicabut, Dinkes Sulsel Minta Masyarakat Tetap Vaksinasi Covid-19
"Kondisi geografis kami sulit. Namun, karena pelatihan yang mumpuni, kami mampu menggelar vaksinasi dosis pertama dan kedua, masing-masing dalam sepekan," kata Dr. Sonam Wangchuk, anggota satuan tugas vaksinasi Bhutan.
"Cakupan dosis pertama hampir 99 persen dan dosis kedua melampaui 92 persen," kata Wangchuk kepada radio BBC dikutip dari BBC Indonesia, Senin (2/8/2021).
Penduduk usia dewasa Bhutan diperkirakan mencapai sekitar 530.000 orang.
Baca Juga : Presiden Jokowi Vaksinasi Booster Pakai IndoVac, Menkes Budi: Sangat Ampuh
Sebagian besar dari mereka tinggal di kawasan terpencil pegunungan yang tidak terhubung dengan jalan.
Bahkan, di beberapa area, tenaga kesehatan harus mendaki selama beberapa jam untuk bisa sampai di desa-desa pegunungan.
Dr. Wangchuk mengatakan, sebanyak 1.220 pos vaksinasi telah didirikan dan lebih dari 3.500 juru vaksinasi dikerahkan.
Baca Juga : Pakai IndoVac, Presiden Jokowi Resmi Vaksin Covid-19 Dosis Keempat
Negara yang diapit oleh India dan Tiongkok ini menerima 550.000 dosis dari India pada akhir Maret.
Begitu infrastruktur didirikan, sebagian besar penduduk usia dewasa divaksinasi dalam kurun satu pekan pada April.
Sejauh ini Bhutan hanya mencatat 2.500 kasus positif COVID-19 dan dua kematian.
Baca Juga : Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Ahli Epidemiologi Imbau Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Para pejabat Bhutan mengatakan negara mereka sudah punya rekam jejak program vaksinasi secara berkala sehingga tidak ada keraguan dalam menerima vaksin untuk melawan COVID-19.
"Rakyat punya keyakinan dan percaya kepada pemerintah. Mereka begitu percaya kepada pemerintah," jelas Dr. Wangchuk.
Sumber: BBC Indonesia