RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Di tengah keresahan masyarakat terkait turunnya Tim Detektor Makassar Recover" href="https://rakyatku.com/tag/makassar-recover">Makassar Recover untuk men-tracing warga, selama empat hari Tim Detektor berhasil mendata banyaknya warga dengan saturasi oksigen di bawah 90 persen.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdan Pamanto, saat melakukan rapat koordinasi monitoring dan evaluasi Makassar Recover bersama Forkopimda, tim Makassar Recover, Master COVID-19, dan jajaran lingkup Makassar Recover secara virtual, Selasa (13/7/2021).
Sebanyak 61.137 orang yang sudah terdata oleh Tim Detektor. Hasilnya, warga dengan kondisi suhu badan di atas 38 derajat celcius dideteksi sebanyak 740 orang. Sementara, untuk saturasi oksigen di bawah 90 persen terdapat 4.941 orang.
Baca Juga : Optimisme Makassar Menjadi Kota Kreatif UNESCO Berkat Keunikan Coto Makassar
Guru besar ilmu kedokteran, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, mengungkapkan bahayanya jika nilai saturasi oksigen di bawah 90 persen.
"Di bawah 95 persen saja itu sudah bahaya. Ini yang banyak terjadi di Kota Jakarta. Biasa disebut happy hypoxia, di mana orang-orang tidak mengetahui jika oksigen dalam darahnya berkurang. Dan ini bahaya jika tidak ditindaki dengan cepat. Untungnya para Tim Detektor turun men-tracing meskipun banyak pro kontra," ucapnya.
Prof. Idrus juga menekankan jika segala masukan dari masyarakat patut didiskusikan dan diperbaiki pemerintah kota. Segala kebaikan bisa ditingkatkan.
Baca Juga : Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Terima Kunjungan Tim Morula IVF
Sementara, Danny Pomanto mengungkapkan kesulitan para detektor karena ketidaksiapan wilayah.
"Jadi ada beberapa wilayah memang tidak terlalu mendukung program ini. Jadi warga banyak tidak siap, padahal ini menguntungkan mereka. Kita mudahkan. Mereka tidak bawa KTP dan tidak bayar seperti di rumah sakit. Ini kita yang datangi, gratis pula. Ini bentuk tindakan kemanusiaan kita di tengah pandemi,” ujarnya.
Terkait soal banyaknya Tim Detektor yang tidak mematuhi SOP, pihaknya sudah membicarakan dengan camat, lurah, dan Master COVID di setiap wilayah agar lebih memperhatikan para Tim Detektornya.
Baca Juga : KALLA dan Pemkot Makassar Teken MoU Revitalisasi Taman Hasanuddin
"Kita lihat kelebihannya ini program ternyata banyak warga yang saturasinya di bawah 90 dan suhunya tinggi. Ini membahayakan. Karenanya kita akan lakukan PCR bukan antigen ke semua warga yang terdata. Kalau tidak ditindaki cepat atau tidak ada Tim Detektor, mana kita tahu warga-ta kurang saturasinya," sebut Danny.
Olehnya itu, Danny meminta kerja sama masyarakat Makassar untuk bisa menerima kedatangan Tim Detektor ke rumahnya.
“Insyaallah tiap hari kita evaluasi kekurangannya. Tolong kerja sama-ta. Kita juga sudah koordinasi dengan TNI Polri untuk mengawal ini," ucapnya.