Selasa, 13 Juli 2021 16:17

Isolasi Apung Pasien COVID-19 Ditempatkan di Depan Pulau Lae-Lae

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, bersama Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, saat meninjau titik koordinat kapal isolasi apung, Selasa (13/7/2021).
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, bersama Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, saat meninjau titik koordinat kapal isolasi apung, Selasa (13/7/2021).

Danny Pomanto bersama Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak PT Pelni, dan Syahbandar meninjau dan menentukan titik koordinat kapal untuk isolasi apung akan berlabuh.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Isolasi apung yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), segera beroperasi. Inovasi isolasi apung ini diklaim pertama di Indonesia.

Memastikan seluruh kesiapannnya, Danny Pomanto bersama Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak PT Pelni, dan Syahbandar meninjau dan menentukan titik koordinat kapal untuk isolasi apung akan berlabuh. Dari hasil tinjauan titik labuhnya ditetapkan di hadapan Pulau Lae-Lae.

"Kami lihat titik labuh yang mana paling bagus, titik labuh ini tentunya banyak pertimbangannya. Pertimbangan teknis kedalaman, pertimbangan kedua adalah suplai, kemudian pertimbangan ketiga nilai rekreatifnya dan nilai penyembuhanya. Imunitasnya kalau dia sandar akan seperti didarat, tapi kalau dia di tengah laut itu betul-betul menjadi bahagian daripada pengutan imunitas mereka. Nah, itu tadi kita sudah dikunci titik koordinatnya di hadapan Pulau Lae-Lae," beber Danny Pomanto.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Jamin Stok Elpiji Aman, Pertamina Bentuk Satgas Rafi

Untuk teknisnya, Danny Pomanto akan melakukan rapat koordinasi bersama seluruh TNI/Polri untuk membahas finalnya, seperti merancang hulu ke hilir siapa yang akan dibawa ke kapal ini.

"Kita akan bahas bagaimana standarnya. Nah koordinasi antara Detektor, Babinsa, Bhabinkamtibmas, COVID Hunter kemudian sampai di atas kapal itu semua punya SOP kami berbagi tugas. Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Pelindo merumuskan SOP di sini. Terus ada SOP di atas kapal Pelni secara karantina dan KKP dan ada SOP isolasi dimulai dari darat," terang Danny Pomanto.

Adapun kriteria pasien COVID-19 yang berhak diisolasi apung, yakni pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang. Sementara yang berat akan tetap dirawat di rumah sakit. Langkah ini diambil untuk mendukung penuh rumah sakit yang menangani COVID-19 di Makassar.

Baca Juga : Bersama Pejabat Pemkot Makassar,Zulkifli Nanda Belajar Tata Kelola Utilitas Bawah Tanah

"Jadi kami akan konsultasikan dengan teman-teman dokter dan para ahli kesehatan yang jelas adalah kita ingin mendukung rumah sakit. Rumah sakit jangan penuh karena orang bergejela ringan saja, padahal orang bergejala berat dan sedang tidak terlayani karena dipenuhi dengan bergejala ringan apalagi OTG. Ini kita akan pisahkan jadi ringan dan OTG jangan di rumah sakit tinggal di sini saja, sedangkan yang gejala berat biar di rumah sakit," jelasnya.

Sementara, Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, menambahkan pengawasan kapal isolasi apung ini sangat ketat dan tetap terkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Makassar.

"Di kapal ini kapasitasnya 900 tempat tidur. Itu sudah dikonsepkan jaga jarak. Jadi seluruh pihak berkoordinasi untuk pengawasan yang ketat," sebutnya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Janji Alokasikan Rp1 Miliar Dana Hibah untuk Masjid Al-Markaz

Kapal yang digunakan untuk isolaso apung ini merupakan kapal penumpang milik PT Pelni yang dihentikan sementara pengoperasiannya akibat pandemi COVID-19.

#pemkot makassar #Isolasi Apung