Sabtu, 03 Juli 2021 23:59

Panen Raya di Bone, Mentan SYL: Kalau Tanam Jagung Harus Dihitung Keuntungannya

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Panen Raya di Bone, Mentan SYL: Kalau Tanam Jagung Harus Dihitung Keuntungannya

Bone memiliki luas lahan pertanian yang luas dan salah satu sentra produksi.

RAKYATKU.COM,BONE -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen perdana jagung hibrida musim tanam April di Desa Lanca, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/7/2021).

Kehadiran SYL di Bumi Arung Palakka sejalan dengan tujuan program di Kementan untuk meningkatkan produksi pertanian, memenuhi kebutuhan nasional, dan diikuti kesejahteraan petani.

Mentan SYL mengatakan Bone memiliki daerah, sejarah, dan budaya yang bagus serta kebersamaan masyarakat Bone pun masih sangat tinggi. Bone memiliki luas lahan pertanian yang luas dan salah satu sentra produksi.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Saya senang kalau Pak Bupati sudah menghitung hasil jagung hingga lahan yang berada di pegunungan. Misal kita butuh dryer tiga, siapa takut, tapi tidak ada bagi-bagi. Kita harus tingkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani," ujarnya.

Ia optimis pembangunan pertanian Sulsel ke depanya akan mengalami kemajuan. Maka dari itu, apa yang diinginkan bupati Bone, segera buatkan konsepnya dan rencanakan dan pastinya dapat dikerjakan.

"Jika menanam jagung harus dihitung keuntungannya. Harus ada dihitung hasilnya berapa. Setelah itu hitung apa yang harus dilakukan," sebutnya.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Start with by ending. Kita tahu benefitnya. Itu saya gunakan," pinta SYL.

Pada kegiatan ini, SYL pun menegaskan memajukan pertanian di daerah tidak bisa dengan hanya mengandalkan APBN yang terbatas. Bahkan Kementan saat ini menggunakan dana perbankan sebesar Rp55 triliun melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mudah diakses petani.

"Yang macet 00,3 persen. Presiden memintanya untuk menggunakan hingga Rp70 triliun," ungkapnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Menurut SYL, banyak lahan yang bagus, namun untuk lebih bagus lagi dengan menggunakan mesin pertanian modern. Petani juga harus menggunakan benih berkualitas dan pemupukan yang tepat dan berimbang.

"Mau tunggu pemerintah, tidak sampai. Uang di bank, yang ada di BNI, Mandiri, dan lain-lain uang pemerintah, uang subsidi. Jika ambil sendiri bunganya 15 persen, ini dana KUR hanya 6 persen," ujarnya.

Menurut SYL, tanah dan manusia telah bagus. Tinggal intervensi, sumber daya manusia semakin terampil, teknologi, mekanisasi dan market tablenya seperti apa.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

"Cocokmi, hitungkan saya Pak Kadis, Pak Dirjen sampai dryernya dan lainnya. Sudah harus naik kelas," tuturnya.

"Saya berharap satu hektare jagung bisa menghasilkan keuntungan Rp10 juta hingga Rp14 juta. Hasilnya tersebut sudah keluar biaya gaji orang telah keluar. Tinggal penghasilan bersih," sambung SYL.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Di sisi lain, SYL pun mengungkapkan semua penggilingan di Bone menghasilkan beras dengan harga Rp8.100 per kg, gabah Rp4.100 per kg.

Namun demikian, sebaiknya dapat menghasilkan beras dengan harga Rp12 ribu, yakni beras premium sehingga kualitas mesin penggilingannya harus ditingkatkan.

"Jadi hitungkan saya Pak Bupati, tidak boleh lagi rakyat menunggu. Harus jelas. Kira-kira itu dipikiran saya supaya tidak sia-sia," bebernya.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Jagung sudah bagus, tapi ia menilai pupuknya kurang bagus. Hal ini bisa dicek. Artinya masih butuh sebuah budaya untuk meningkatkan produktivitas, ini tinggi tapi mestinya bisa lebih besar. Pertanian tergantung varietas yang bagus. Ditambah pupuk yang tepat, obat-obatan kalau terjadi serangan," pinta SYL.

SYL juga mengatakan selama setahun Covid-19, sektor pertanian menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi sekitar 16,4 persen. Kira-kira mencapai Rp2 ribu triliun lebih.

"Alhamdulillah kerja tulus dan tidak ada yang macam-macam, pertanian tidak mengalami penurunan secara nasional," ucap SYL.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi menuturkan Kabupaten Bone menjadi penyuplai sektor komoditi jagung di tingkat nasional. Produksi jagung per tahunnya mencapai 500 ribu ton jagung.

"Jadi Kabupaten Bone insya Allah akan mendukung kebutuhan nasional," katanya.

Tak hanya komoditi jagung, sambung Fahsar, Kabupaten Bone juga menjadi andalan pada sektor komoditi padi atau beras dan sapi secara nasional. Produksi komoditas pertanian utamanya yakni beras.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Kabupaten Bone sebagai penghasil beras nasional berada pada urutan tujuh nasional pada tahun 2019 dan pada tahun 2020 sedikit menurun pada urutan sembilan," ucapnya.

"Demikian pula dengan populasi peternakan sapi, Kabupaten Bone berada pada urutan kedua nasional," tambah Fahsar.

Perlu diketahui, luas panen jagung nasional sebesar 4,1 juta ha dengan produktivitas 5,58 ton per hektare, produksinya 22,9 juta ton pipil kering kadar air 25 persen atau 19,9 juta ton PK dengan KA 15 persen.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Luas panen jagung Sulsel 291.442 ha, produktivitas 5,67 ton per ha sehingga produksinya 1,66 juta ton pipil kering dengan kadar air 25 persen. Adapun luas panen jagung Bone 48.541 ha dan dengan produktivitas 6,57 persen, produksinya 321.944 ton pipil kering dengan kadar air 25 persen.

Penulis : Usman Pala
#kementan