Jumat, 18 Juni 2021 08:23

Ada Rencana Libur Panjang Dihapus setelah Kasus Covid-19 Kembali Meningkat di Indonesia

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Satgas mempertimbangkan libur panjang ditiadakan setelah kasus Covid-19 meningkat.
Satgas mempertimbangkan libur panjang ditiadakan setelah kasus Covid-19 meningkat.

Kasus Covid-19 meningkat, Satgas mempertimbangkan menghapus libur panjang.

RAKYATKU.COM - Satuan Tugas (covid-19" href="https://rakyatku.com/tag/satgas-covid-19">Satgas) Penanganan Covid-19, mempertimbangkan untuk menghapus atau meniadakan libur panjang akibat melonjaknya kasus Covid-19.

Libur panjang rencana akan dihapus, karena masyarakat dianggap tidak patuh protokol kesehatan. Buktinya, ada lonjakan kasus seperti tahun sebelumnya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny B Harmadi mengatakan, Indonesia selalu mengalami lonjakan kasus setelah libur panjang karena masyarakatnya tidak patuh protokol kesehatan saat hari libur.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

"Jadi kami memang sedang mempertimbangkan agar sebaiknya kita tidak ada lagi libur panjang. Karena begitu ada libur panjang, selalu diikuti oleh kenaikan kasus Covid-19," kata Sonny dalam diskusi KPCPEN-FMB9 pada Kamis (17/6/2021).

Dia juga meminta masyarakat untuk kembali disiplin mematuhi protokol kesehatan, jangan abai sebab pandemi Covid-19 belum terkendali.

Lonjakan kasus yang terjadi saat ini, diakibatkan perilaku masyarakat yang abai prokes selama libur Hari Raya Idul Fitri kemarin.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

"Ketika mobilitas naik, kepatuhan protokol kesehatannya turun. Inilah pemicu utama meningkatnya kasus. Kita sebenarnya pernah berhasil menurunkan kasus pada Februari 2021, dari 176.500 lebih menjadi 87,662 kasus aktif karena kepatuhan protokol kesehatan naik dan mobilitas penduduk turun," ucapnya.

Meski begitu, belum ada keputusan resmi dari pemerintah terkait penghapusan libur panjang yang diwacanakan Satgas ini.

#Covid-19 #Satgas Covid-19