RAKYATKU.COM - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, mendapat kritikan tajam karena kasus COVID-19 di Negeri Jiran mengalami kenaikan.
Muhyiddin pun tidak keberatan dengan cibiran yang datang kepadanya asalkan mereka memainkan peran masing-masing dalam mengurangi angka penularan.
"Mereka bisa memanggil saya 'perdana menteri bodoh', tidak apa-apa," kata Muhyiddin Yassin dalam wawancaranya di sebuah televisi seperti dikutip Reuters, Rabu (26/5/2021).
Baca Juga : Malaysia Healthcare Expo Kembali Digelar di Makassar, Catat Tanggalnya Banyak Promo Menarik
Muhyiddin mengakui, sulit mengatasi COVID-19 di Malaysia. Dia pun mengajak semua pihak untuk bahu-membahu. "Ini tanggung jawab bersama kami," ucapnya.
Pihak berwenang telah dikritik karena tidak memberlakukan pembatasan yang lebih ketat atau mengambil tindakan yang lebih keras terhadap pelanggar kebijakan lockdown.
Selain itu, kampanye vaksinasi yang dimulai pada Februari telah memicu tuduhan bahwa beberapa penerima mendapat dosis yang lebih rendah dari yang dibutuhkan.
Baca Juga : Babak Pertama Kualifikasi Piala Asia U-17, Indonesia Tertinggal 5-0 atas Malaysia
Lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia menekan sumber daya rumah sakit saat kapasitas ranjang di ruang perawatan dan kamar ICU sudah terisi melebihi 70 persen pada pekan lalu.
Pemerintah Malaysia telah memperketat pembatasan selama akhir pekan, tetapi menghentikan lockdown penuh dan mengizinkan beberapa industri buka.
Sumber: Reuters