Minggu, 09 Mei 2021 21:01

Kenangan Indah yang Bikin Sedih, Keajaiban di Balik Kebakaran di Jalan Tinumbu

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kenangan Indah yang Bikin Sedih, Keajaiban di Balik Kebakaran di Jalan Tinumbu

Walau seisi rumah berubah jadi arang dan debu, Nurhayati masih bersyukur kepada Allah subhanahu wata'ala.

RAKYATKU.COM,MAKASSAR -- Nurhayati (53) ikut jadi korban kebakaran di Jalan Tinumbu. Namun, dia masih beruntung.

Air matanya masih meleleh setiap kali memandangi puing-puing rumahnya. Tapi, bukan barang-barang perabot rumah yang membuatnya sedih.

"Kenangannya mi itu susah dilupa Nak. Kalau barang, kan bisa ji dibeli toh," tutur Nurhayati dengan mata sembap saat ditemui Rakyatku.com, Minggu (9/5/2021).

Baca Juga : Lupa Matikan Kompor Saat Masak Telur, Dua Rumah di Wajo Ludes Terbakar

Kebakaran yang terjadi Jalan Tinumbu Lorong 149 Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala itu menghanguskan puluhan rumah. Termasuk milik Nurhayati.

Walau seisi rumah berubah jadi arang dan debu, Nurhayati masih bersyukur kepada Allah subhanahu wata'ala. Dia dan keluarganya tidak sedang berada dalam rumah saat peristiwa terjadi.

"Waktu kebakaran, saya ada di Pangkep di rumahnya orang tua di sana. Kan mau lebaran," kata Nurhayati.

Baca Juga : Kerugian Ditaksir Miliaran, Kebakaran 6 Rumah Ratah Tanah di Jeneponto

Dia baru mengetahui rumahnya terbakar saat ditelepon tetangga. Tidak satu pun barang berharga yang diselamatkan.

"Habis semua tidak ada bisa diselamatkan. Televisi, kulkas, kursi, dan uang juga. Tapi ndak banyak ji kayak tabung-tabungan ji," tambah Nurhayati.

Satu yang menarik, dokumen penting tidak sampai dilalap si jago merah. Bukan karena sakti. Secara kebetulan beberapa dokumen penting ikut dibawa ke Pangkep.

Baca Juga : Kebakaran Sekitar 3 Hektar, Pemadaman Hutan Pinus Malino Masih Diupayakan

"Untung Dek, bapaknya itu bawa dokumen-dokumen, kayak sertifikat rumah ikut. Biasanya saya suruh disimpan saja. Ini pertama kalinya dibawa," ucapnya.

Namun, yang paling disyukuri Nurhayati karena ia dan keluarganya tidak sedang berada dalam rumah.

"Bagaimana mi kalau adaki na jam 12 malam. Tertidur ki'. Baru saya Dek, biasa di lantai 2 tidur. Bagaimana kalau tidak bisami turun tangga kalau panik ki'," katanya.

Baca Juga : Kebakaran Terjadi di Perumahan Padat Penduduk Kota Parepare

Walau sudah merelakan seisi rumah yang hangus, Nurhayati masih terus menangis melihat rumah yang ia tinggali selama 20 tahun itu tersisa puing-puing.

Penulis : Usman Pala
#kebakaran #jalan tinumbu