Senin, 26 April 2021 14:29

Kementan Pantau Jagung Melimpah di NTB, Siap Panen April--Mei

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Kementerian Pertanian.
Foto: Kementerian Pertanian.

Kementan selalu memantau harga secara harian yang dilaporkan online oleh Petugas Informasi Pasar (PIP).

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) memantau harga jagung">jagung di tingkat petani masih cukup stabil dan tidak menunjukkan peningkatan harga yang signifikan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, meyakinkan tidak perlu adanya kekhawatiran sejumlah pihak terkait potensi kenaikan harga jagung akibat adanya penurunan produksi. Hal ini disampaikannya pada saat pertemuan terkait kondisi jagung pada Sabtu (24/4/2021) akhir pekan lalu.

Puncak panen jagung terjadi pada Maret sebanyak 697 ribu hektare, kemudian April masih ada 284 ribu ha, Mei 286 ribu ha, dan Juni 324 ha. Adapun provinsi dengan luasan produksi jagung terbesar, yakni NTB, Sulsel, Jatim, Lampung, NTT dan Jateng.

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

"Harga jagung masih stabil, masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan jagung di lapangan masih mencukupi kebutuhan,” sebut Suwandi.

Kementan selalu memantau harga secara harian yang dilaporkan online oleh Petugas Informasi Pasar (PIP). “Dinamika setiap hari kita lihat. Kita sudah petakan juga pabrik pakan ternak, kita mapping dengan setnra produksi dan data harga semoga ada titik temu,” beber Suwandi.

Produksi pertanian adalah musiman oleh karena itu sangat diperlukan penanganan bersama, tidak hanya oleh Kementan. Dalam hal ini perlu sekali adanya alat panen, alat pascapanen pengering, kemudian peternak juga agar punya gudang penyimpanan.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

“Sama-sama sinergi seperti bagaimana supaya punya alat dan penyimpanan yang cukup sehingga fluktuasi bisa diatasi dengan hilirisasi dan sarana logistic. Mari kita gandeng tangan duduk Bersama solusi mulai dari pasca panen, sistem gudang, membangun dibackup dengan kemitraan yang permanen dan memanfaatkan akses KUR dari perbankan,” pungkas Suwandi.

Suwandi mencontohkan, di Tuban harga mulai turun Rp200 karena masuk panen, kemudian di Lombok Timur dan Bima truk sedang antre mengambil hasil panen jagung. “Secara neraca jika tiap bulan ada panen 280 ribu-300 ribu hektare maka supply demand cukup," sebut Suwandi.

Provinsi NTB adalah salah satu sentra jagung yang saat ini sedang panen raya. Laporan dari petugas PIP Titik Wiyjayanti, di Dompu harga saat ini 4.400 dengan kadar air 17 persen. Harga di NTB terlihat masih stabil di posisi kisaran angka tersebut. Bahkan, di Kecamatan Donggo dilaporkan masih 60 persen yang siap panen tanaman jagung di sepanjang gunung. “Dompu bulan April ini masih banyak ada panen,” ujar Titin.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

Di kabupaten lain seperti Lombok Timur pun hampir sama, dilaporkan masih ada panen dengan harga jagung pipilan Rp4.500--Rp4.700 dengan KA 16 persen. Proses masih berjemur sambil dipipil dipinggir jalan.

Terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, menyebutkan pada 2021 ini harga jagung memang agak merangkak naik, tetapi demikian bisa dibuktikan produksi melimpah sehingga bulan berikutnya bisa mulai stabil kembali.

Kenaikan harga jagung ini juga ditengarai karena kenaikan harga internasional, selain itu ada fenomena tambahan kebutuhan jagung bukan hanya untuk pakan tetapi juga pangan.

Baca Juga : Pj. Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran atas Solusi Cepat Bagi Petani

Melihat peluang ini, Kementan sudah mengembangkan produksi jagung tidak hanya pakan ternak, tetapi juga untuk industri makanan minuman yang rendah aflatoksin. “Sudah kita kerja samakan misal dengan daerah di Lampung Selatan, NTB, dan Gunung Kidul. Sudah kita bina ke arah memasok industri makanan dengan jagung rendah aflatoksin. Sistem hilirisasi kita bina juga,” ujar Gatut.

#NTB #Jagung #Kementerian Pertanian