RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Masyarakat Sulsel diminta bersabar menunggu progres pembangunan Stadion Mattoanging. Anggaran dana PEN dari PT SMI di depan mata, tetapi Plt Gubernur Sulsel tak ingin mengambil risiko.
Artinya, pembangunan Stadion Mattoanging akan melenceng dari skema awal yang telah disusun oleh Gubernur Sulsel nonaktif, Nurdin Abdullah.
Pemprov Sulsel telah melakukan MoU dengan PT SMI terkait pinjaman Dana PEN senilai Rp1,16 triliun untuk pembangunan stadion bertaraf internasional itu.
Baca Juga : Ratusan Mahasiswa Merangsek Masuk ke Pelataran Gedung DPRD Sulsel, Tolak Revisi UU Pilkada
Adendum antara Pemprov Sulsel dan PT SMI baru sebatas MoU. Belum ada pencairan. Kini putusan akhir terkait skema penyediaan anggaran berada di tangan Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Sulsel Komisi C Bidang Keuangan, Fahruddin Rangga mengungkapkan, tahap kedua peminjaman dana PEN memang diperuntukkan untuk Stadion Mattoanging. Jika tidak terelasisasi, akan jadi masalah untuk Pemprov Sulsel karena harus mencari sumber pembiayaan lain.
"Informasi terakhir dari Pemprov Sulsel, tahap dua itu tidak akan turun. Tentu ini akan jadi masalah karena jika dibebankan ke APBD maka itu akan sangat berat, sementara banyak hal lain yang jadi prioritas juga," ungkapnya, Jumat (23/4/2021).
Baca Juga : Ketua DPRD Sulsel Dampingi Pj Gubernur Prof Zudan Kunjungan Operasi Pasar Jelang Iduladha
Anggota DPRD Sulsel dari fraksi Golkar ini mengaku akan sangat bersyukur jika Plt Gubernur Sulsel bisa mendapatkan dana pinjaman PEN tahap kedua. Namun, ia akan mendukung apa pun kebijakan Pemprov Sulsel terkait pembangunan stadion bertaraf internasional itu selama anggarannya jelas dan tidak terlalu membebani APBD.
"Kami memberikan pertimbangan masalah anggaran, langkah pembangunan stadion menggunakan dana PEN. Kami serahkan ke Plt Gubernur. DPRD Sulsel tidak akan menghalangi jika sifatnya strategis," kata Wakil Ketua Banggar DPRD Sulsel ini.
Terkait Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman yang akan tetap melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging secara bertahap, Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sulsel, Selle KS Dalle menilai pernyataan itu sifatnya hanya statement politik, bukan kebijakan politik.
Selle menuturkan, jika stadion tidak dibangun melalui skema awal yakni pinjaman dana PEN, lantas skema apa yang dipersiapkan oleh Plt Gubernur Sulsel? Hal itu akan menjadi bahan evaluasi DPRD Sulsel untuk Pemprov.
"Kalau Plt tidak mau tindak lanjuti MoU dengan PT SMI, apa alasannya?" tanyanya.
Lebih lanjut, kata Selle, stadion sudah dibiayai pada tahap DED. Jika skema berubah, tentu akan menimbulkan kerugian.
Baca Juga : Ketua DPRD Sulsel: Peluang Barru Jadi Penyangga IKN Harus Dioptimalkan
"Stadion ini harus segera dilanjut! Bukan hanya soal tuntutan supporter PSM, tetapi jauh lebih penting ini adalah aset provinsi yang mesti dimanfaatkan karena include dengan pengamanan aset. Tugas DPRD terkait soal aset provinsi yakni memastikan keamanan dan pemanfaatan aset," tegasnya.
"Kami tidak mengintervensi, tetapi kami ada fungsi pengawasan dan penganggarannya kita. Fungsi penganggaran sudah kita support di 2020, DED-nya pun disupport. Jika berubah ditengah jalan, kami mau dengar alasan dari Plt Gubernur secara langsung melalui evaluasi," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Red Gank PSM, Sul Dg. Kulle pun mendesak Pemprov Sulsel untuk segera melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging.
Baca Juga : Hujan Bantuan Alat Semprot Pertanian di Barru, Ketua DPRD Sulsel: Untuk Kesejahteraan Petani!
"Yang penting bagaimana caranya setelah dibongkar harus dibangun kembali. Terlepas dari masalah pinjam meminjam, mereka punya tim. Saya kira akan ada kajian dan muncul sebuah kesimpulan," tuturnya.
Pihaknya menghargai beberapa opsi yang diajukan oleh Plt Gubernur Sulsel terkait kelanjutan pembangunan stadion. Namun ia berharap jangan sampai masalah tersebut berlarut-larut dan menelantarkan pembangunan.
"Tetap kita hargai keputusan beliau, tetapi ingat jangan sampai ini berlarut-larut dan tidak diurus sehingga menjadi tempat yang mati. Terlepas dari 1 sampai 3 tahun selesai pembangunan, saya kira itu adalah proses. Tidak ada masalah jika kapasitasnya sama dengan sebelumnya asal minimal berstandar AFC," tutupnya.