Sabtu, 24 April 2021 09:02

Aksi Teror di Indonesia, Menko Polhukam Sebut Terbanyak Ditangkap di Sulsel

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menko Polhukam, Mahfud MD, di Gereja Katedral Makasar, Jumat (23/4/2021).
Menko Polhukam, Mahfud MD, di Gereja Katedral Makasar, Jumat (23/4/2021).

Terkait aksi teror di Indonesia, Mahfud MD mengatakan telah ada aturan yang jelas untuk menanganinya. Hanya, dibutuhkan kehati-hatian.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pihak berwenang mengambil langkah hukum tegas terkait aksi teror yang terjadi di Indonesia beberapa waktu terakhir. Salah satunya, teror bom terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3/2021) lalu.

Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan aparat terkait telah melakukan penangkapan terduga pelaku berkaitan dengan aksi teror ini.

"Sudah ada prosedur aturan hukum dan aparat. Aparat yang spesipik, Densus 88, BNPT, TNI-Polri sudah bekerja. Per hari ini informasi dari Kapolri 83 orang sudah ditangkap," kata Mahfud MD di Gereja Katedral Makasar, Jumat (23/4/2021).

Baca Juga : Pakar HTN: Pilpres Satu Putaran Sulit Terwujud

Keseluruhan yang ditangkap tersebut, lanjut Mahfud MD, tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Namun, namun terbanyak ditangkap di Sulsel, 33 orang.

"Tiga puluh tiga jumlah terbesar dari Sulsel, Makassar, sehingga ini juga jadi catat, di sini ternyata paling banyak. Daerah lain ada Jogja, Jakarta, Semarang," tambahnya.

Terkait aksi teror di Indonesia, Mahfud MD mengatakan telah ada aturan yang jelas untuk menanganinya. Hanya, dibutuhkan kehati-hatian.

Baca Juga : Strategi Ganjar-Mahfud Cegah "akal-akalan" di TPS

"Kita sudah ada pedoman standar, problemnya itu kalau pemerintah lakukan tindakan untuk menangkap dan kemudian menindak secara hukum, pemerintah harus ikuti hukum. Sehingga harus hati-hati, tidak boleh sembarang tangkap orang," sebutnya.

"Sementara teroris itu tak ada aturan. Kalau mau bunuh, bunuh aja. Kalau mau bom, ya, bom aja. Kalau polisi, kan, tak boleh, sehingga jangan lalu dipikirkan pemerintah kok lambat. Tidak lambat juga. Delapan puluh tiga orang ini cepat, tapi harus dilakukan dengan hati-hati. Harus ada bukti yang cukup untuk menangkap orang. Beda dengan teroris tak perlu bukti, dibom aja," lanjutnya.

Terkait kasus teror bom di Gereja Katedral Makassar,
Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar, Yohanes Likuada', mengatakan saat ini korban yang masih menjalani perawatan masih ada tiga orang.

Baca Juga : Pengamat: Keunggulan di Exit Poll Bisa Kerek Elektabilitas Ganjar-Mahfud

"Dua di antaranya adalah mahasiswa dari Maluku. Kondisinya tidak ada yang serius hanya kulit yang terbakar. Menurut dokter masih perlu operasi lagi," kata Yohanes.

Penulis : Syukur
#Teroris Makassar #Kemenkopolhukam #mahfud MD