RAKYATKU.COM - Amerika Serikat dan irak">Irak mengharapkan akan datang hari di mana pasukan AS tidak lagi diperlukan untuk membantu Irak menghadapi ancaman isis">ISIS dan pecahan-pecahannya. Ini dengan dengan melihat kinerja pasukan militer Irak yang terus membaik.
Dalam komunike yang dikeluarkan pada Rabu (7/4/2021) setelah pembicaraan virtual antara Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein, kedua negara sepakat memulai pembicaraan teknis untuk menetapkan tenggat bagi pasukan tempur AS untuk pergi.
"Misi pasukan Amerika dan Koalisi kini dialihkan ke tugas yang berfokus pada pelatihan dan penasihat sehingga memungkinkan penarikan pasukan tempur yang tersisa dari Irak," kata komunike itu, menunjuk pada "peningkatan kapasitas" pasukan keamanan Irak.
Baca Juga : AS Kirim VAMPIRE ke Ukraina
Dalam cuitan pada Selasa (6/4/2021) malam, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi menggambarkan pembicaraan dengan Amerika sebagai "gerbang pemulihan situasi normal di Irak". Ia mengatakan bahwa rakyat Irak pantas hidup tanpa takut akan konflik.
Saat ini terdapat sekitar 2.500 tentara AS di Irak dan kurang dari 1.000 tentara di Suriah.
Tugas mereka mendukung pasukan Irak dan Pasukan Demokratik Suriah yang didukung koalisi untuk terus menekan ISIS karena kelompok teror itu selama lebih dari dua tahun ini berusaha hidup lagi setelah sisa-sisa terakhir kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri jatuh ke tangan pasukan yang didukung AS di Suriah.
Baca Juga : Penembakan Massal Terjadi di Berbagai Kota AS, Lebih dari 12 Orang Tewas
Sumber: VOA Indonesia