RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Teka-teki figur yang bakal menjadi Wakil Gubernur Sulsel menggantikan posisi Andi Sudirman Sulaiman masih menjadi tanda tanya besar.
Sebagaimana diketahui, saat ini Nurdin Abdullah sebagai Gubernur Sulsel nonaktif sementara menjalani proses hukum dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi suap.
Nurdin menjalani penahanan sejak ditangkap di rumah jabatan Gubernur Sulsel pasca melantik kepala daerah terpilih pada pemilihan kepala daerah serentak 2020.
Baca Juga : Andalan Hati Unggul Quick Count dan Real Count Sementara Pilgub Sulsel 2024
Pasca penangkapan tersebut, sejumlah isu berkembang cepat. Partai pengusung pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman pun berharap proses hukum yang menjerat Nurdin, mantan bupati Bantaeng dua periode, segera menemukan titik terang.
"Bagi kami yang terpenting saat ini adalah bagaimana kasus Pak NA (Nurdin) bisa segera dituntaskan. Agar roda pemerintahan bisa segera berjalan normal dengan pimpinan daerah Gub dan Wagub yang fokus pada pembangunan. Karena SulSel sangat membutuhkan kepemimpinan yang baik saat ini," kata Amri Arsyid, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel kepada Rakyatku.com, Rabu (7/4/2021).
Dengan kasus hukum yang telah menjerat Prof Andalan, sapaan Nurdin, posisi Gubernur akan diduduki oleh Andi Sudirman Sulaiman selaku Wakil Gubernur.
Baca Juga : Fatmawati Rusdi: 2 Bulan Kampanye Keliling Sulsel, Suara Tulus Rakyat Membersamai
Secara definitif adik mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, tersebut akan menjalankan sisa masa jabatan sebagai Gubernur Sulsel jika Nurdin dinyatakan terbukti bersalah dan tidak bisa lagi kembali menjabat sebagai gubernur.
Sebagai mana diketahui, pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman berhasil lolos sebagai pemenang pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sulsel diusung oleh tiga partai, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Jika Andi Sudirman Sulaiman secara resmi menduduki jabatan Gubernur Sulsel, maka jabatan Wakil Gubernur secara otomatis akan kosong. Kursi ini menjadi bahasan bagi tiga partai pengusung, siapa yang akan didudukkan untuk mendampingi Andi Sudirman Sulaiman menyelesaikan masa bakti sebagai kepada daerah.
Baca Juga : Kampanye Akbar, Pasangan Andalan Hati Minta Pendukung Jaga Soliditas dan Ketertiban
"Adapun terkait Wagub jika memang ketetapan hukumnya, nanti terpaksa mengarah ke sana. Bagi kami mekanismenya harus sesuai dengan UU yang berlaku, dan yang pasti tiga partai pengusung yang memiliki hak paling utama untuk membicarakan dan mengusulkan hal ini," tambah Amri Arsyid.
Dengan kasus yang menjerat Nurdin, PKS pun dengan serius mencari tokoh yang paling pas untuk mendampingi Andi Sudirman Sulaiman. Pihaknya pun menyiapkan sejumlah kader.
"Bagi kami saat ini adalah bagaimana mempersiapkan tokoh calon pendamping Pak ASS (Andi Sudirman Sulaiman) yang terbaik bagi Sulsel jika memang ketetapan hukumnya memaksa seperti itu. Insyallah internal PKS sudah menyiapkan nama nama juga, Ketua Fraksi PKS, Wakil Ketua DPRD, termasuk beberapa pengurus DPW PKS juga sudah siap, seperti Pak Ariady Arsal Ketua Bidang Polhukam yang juga bagian dari TGUPP Provinsi Sulsel," jelasnya.
Baca Juga : Partai Pendukung Tegaskan Komitmen Menangkan Andalan Hati Saat Kampanye Akbar di GOR Sudiang
Tak hanya dari kalangan politisi, isu tokoh yang berpotensi menduduki jabatan Wakil Gubernur Sulsel pun muncul dari tokoh nonpartai. Bahkan nama mantan Pangdam Hasanuddin, Andi Sumangerukka, pun menjadi isu yang hangat berpeluang kuat menduduki jabatan 02 Pemerintah Provinsi Sulsel.
Jenderal bintang dua itu disebut-sebut sebagai pilihan paling adil dan solusi paling tepat jika ketiga partai pengusung masing-masing ngotot mendudukkan kadernya sebagai Wakil Gubernur Sulsel.
Terkait isu tersebut, DPW PKS pun tampaknya membuka diri. Pihaknya pun memuji reputasi Andi Sumangerukka sebagai pemimpin. "Pak Andi Sumangerukka tentu sebagai mantan Pangdam punya kapasitas kepemimpinan yang baik dan jika memang partai pengusung sepakat, kenapa tidak. Insyaallah semua punya peluang yang sama," katanya.